Bersama Akademisi, Lapas Cipinang Dorong Kemandirian Warga Binaan lewat Workshop Kewirausahaan Berkelanjutan

Jakarta, INFO_PAS – Komitmen pembinaan yang inklusif dan berkelanjutan kembali ditunjukkan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang melalui kolaborasi strategis dengan kalangan akademisi. Bersama Akademisi Universitas Suryadarma dan Universitas Kosgoro 1957, Lapas Cipinang gelar workshop kemandirian Warga Binaan bertajuk ‘Motivasi dalam Membuka Usaha Baru untuk Warga Binaan’ di Aula Lapas Cipinang, Selasa (27/5).
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Dr. Ahmad Faisal dari Universitas Suryadarma dan Dr. Noerlina Anggraeni selaku Direktur Pengembangan Pusat Profesi dan Bahasa Universitas Kosgoro. Workshop dirancang sebagai media transfer pengetahuan dan motivasi, khususnya dalam membuka peluang usaha berbasis lingkungan yang dapat diterapkan oleh Warga Binaan, baik selama maupun setelah masa pembinaan.
Kepala Lapas Cipinang, Wachid Wibowo, menyampaikan apresiasi atas kerja sama ini dan menegaskan kemitraan dengan dunia akademik menjadi elemen penting dalam penguatan program pembinaan. “Kami meyakini keberhasilan pembinaan tidak bisa dilakukan secara parsial. Kolaborasi seperti ini menjembatani teori dan praktik, serta membuka wawasan Warga Binaan terhadap potensi nyata yang bisa mereka kembangkan. Tujuan kami bukan hanya membebaskan secara hukum, tetapi juga memerdekakan secara mental dan ekonomi,” tegasnya.
Dalam sesi pertama, Dr. Ahmad Faisal menyampaikan materi seputar prinsip dasar membangun usaha, strategi mengenali peluang pasar, serta pentingnya keberanian memulai dan konsistensi dalam menghadapi tantangan dunia bisnis pascapembebasan. Sesi berikutnya dipandu oleh Dr. Noerlina Anggraeni yang memperkenalkan konsep eco enzyme, produk berbasis olahan limbah organik yang ramah lingkungan dan memiliki nilai jual tinggi. Ia juga menekankan bisnis berbasis keberlanjutan bisa menjadi gerakan sosial sekaligus sumber pendapatan jangka panjang.
“Eco enzyme bukan hanya produk ramah lingkungan, tapi juga peluang usaha dengan dampak sosial. Dengan keterlibatan Warga Binaan, kita bisa mengubah Lapas menjadi pusat pembelajaran dan produksi berdaya guna,” jelas Dr. Noerlina.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari peserta. Salah satu Warga Binaan, AR, terinspirasi dan mulai merancang rencana usaha kecil setelah bebas nanti.
“Saya tidak pernah menyangka bisa belajar tentang bisnis dan lingkungan di Lapas. Setelah mendengar langsung dari para dosen, saya percaya diri untuk bangkit. Saya ingin membuktikan masa lalu tidak menentukan masa depan,” ungkap AR.
Kegiatan ini menandai sinergi antara Lapas dan institusi pendidikan dalam mendukung visi pembinaan berbasis kemandirian. Melalui program seperti ini, Lapas Cipinang terus memperluas ruang kolaborasi demi mewujudkan pembinaan yang pasti bermanfaat untuk masyarakat serta membekali Warga Binaan dengan keterampilan dan mentalitas produktif untuk kembali ke tengah masyarakat sebagai pribadi yang mandiri. (IR)
Kontributor: Lapas Cipinang
What's Your Reaction?






