Di Balik Jeruji Besi, Napi Tetap Berkarya

Semarang – Sejumlah kerajinan karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wanita Bulu Semarang dipamerkan di aula setempat, Selasa (8/3) kemarin. Kegiatan tersebut digelar untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day (IWD). Kerajinan yang dipamerkan, di antaranya, sulam, batik warna alam, boneka-boneka unik dan makanan ringan. Acara tersebut juga dimeriahkan sarasehan bertemakan ’gerakan perempuan melawan ketimpangan’ dengan narasumber Kepala LP Wanita Bulu Semarang, Suprobowati; Inspiring Woman Entrepreneur, Anne Avantie; Kabid Pelayanan Hukum Kanwil Kemenkum dan HAM Jateng, serta Ketua Jaringan Peduli Perempuan dan Anak (JPPA), Agnes Widanti. Sarasehan dimoderatori oleh Soka Handinah. Koordinator acara, Nika Vera Ardiyani, mengajak perempuan di mana pun untuk menyatukan rasa, membuka ruang ekspresi, dan semangat perempuan Indonesia untuk mengakhiri ketimpangan di berbagai bidang. Kepala LP Wanita Bu

Di Balik Jeruji Besi, Napi Tetap Berkarya
Semarang – Sejumlah kerajinan karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wanita Bulu Semarang dipamerkan di aula setempat, Selasa (8/3) kemarin. Kegiatan tersebut digelar untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day (IWD). Kerajinan yang dipamerkan, di antaranya, sulam, batik warna alam, boneka-boneka unik dan makanan ringan. Acara tersebut juga dimeriahkan sarasehan bertemakan ’gerakan perempuan melawan ketimpangan’ dengan narasumber Kepala LP Wanita Bulu Semarang, Suprobowati; Inspiring Woman Entrepreneur, Anne Avantie; Kabid Pelayanan Hukum Kanwil Kemenkum dan HAM Jateng, serta Ketua Jaringan Peduli Perempuan dan Anak (JPPA), Agnes Widanti. Sarasehan dimoderatori oleh Soka Handinah. Koordinator acara, Nika Vera Ardiyani, mengajak perempuan di mana pun untuk menyatukan rasa, membuka ruang ekspresi, dan semangat perempuan Indonesia untuk mengakhiri ketimpangan di berbagai bidang. Kepala LP Wanita Bulu Semarang, Suprobowati, mengatakan, kondisi objektif perempuan di Indonesia saat ini masih jauh dari kesejahteraan. Apalagi, diskriminasi terhadap perempuan masih sering terjadi. Ia menyatakan, diskriminasi terhadap perempuan ini tak hanya menyangkut upah dan tenaga kerja, tapi juga kasus-kasus kekerasan di lingkungan keluarga dan tempat kerja. ”Peringatan ini untuk menyelamatkan perempuan agar tidak hanya dianggap sebagai konco wingking, melainkan perempuan saat ini merupakan partner hidup. Apalagi sekarang LP Wanita di seluruh Indonesia semua sudah dikepalai wanita, bahkan tak sedikit LP pria yang dikepalai seorang wanita,” kata Suprobowati disambut tepuk tangan peserta sarasehan. Anne Avantie mengaku senang, di balik jeruji besi para WBP terus berkarya, memasang payet batik, menjahit, menyulam, dan membuat handycraft di bawah payung Avantie Foundation. Dengan begitu, para WBP punya penghasilan tetap. ”Dari upah itu, mereka (WBP, Red) dapat mengirim uang untuk anak-anak yang bersekolah di rumah, dan membeli susu untuk buah hati yang ditinggalkan,” kata Avantie penuh semangat.(jks/aro/ce1) Sumber : radarsemarang.com  

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0