Drama “Kisah Santri” Meriahkan Hari Santri Nasional di Rutan Batang

Batang, INFO_PAS – Huda adalah pemuda buta huruf karena tidak sekolah. Suatu hari ia diminta tolong oleh seseorang untuk menaruh bungkusan plastik kecil di bawah sebuah pohon. Ternyata bungkusan tersebut adalah sabu-sabu dan ia pun masuk penjara. Namun, keberadaanya di penjara justru awal balik dari kisah hidupnya. Di sana ia bisa mondok dan belajar agama.
Itulah sepenggal drama “Kisah Santri” yang dipentaskan para santri Pondok Pesantren (Ponpes) At Taubah Rumah Tahana Negara (Rutan) Batang, Selasa (22/10) di Aula Serbaguna Rutan Batang yang dipertunjukkan untuk memeriahkan Hari Santri Nasional.
Acara juga diisi tausyiah oleh penyuluh agama Kementerian Agama Kabupaten Batang, Ustaz Hijroh Saputra. Turut hadir perwakilan Muhammadiyyah, Majelis Ulama Indonesia Batang, Ponpes Al Ikhsan III serta seluruh petugas dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Batang.
Kepala Rutan Batang, Yusup Gunawan, mengapresiasi para santri Rutan Batang yang kreatif selain keseriusan dalam belajar agama di rutan. “Kami akan berupaya menjalin kerja sama dengan instansi terkait agar WBP, khususnya yang masih usia sekolah, bisa melanjutkan sekolah di dalam rutan sehingga nantinya bisa mendapat kesempatan untuk terus malanjutkan belajar dan mendapat ijazah,” janjinya.
Sementara itu, Ustaz Hijroh Saputra dalam tausiyahnya mengajak semua WBP untuk menjadi santri. “Santri adalah orang yang serius dalam belajar agama, baik di dalam pesantren, sekolah formal, maupun majelis-majelis taklim. Untuk itu, jadilah santri yang terus belajar agama dimana pun,” ajaknya.
Hijroh juga mengapresiasi Rutan Batang yang telah berhasil mengelola dua blok santri. “Saya apresiasi Rutan Batang yang konsisten dengan pembinaan agama dengan keberhasilannya dalam mengelola blok santri,” pujinya.
Kontributor: Rutan Batang
What's Your Reaction?






