Gandeng BPS dan CDS, Ditjenpas Dorong Transformasi Digital dan Integrasi Data Nasional
Jakarta, INFO_PAS - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) gelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Jurnal Data Pemasyarakatan Edisi Tahun 2025 di Hotel Grand Mercure Harmoni, Jakarta, mulai Rabu (12/11) hingga Jumat (14/11). Kegiatan yang melibatkan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Center for Detention Studes (CDS) ini bertujuan meningkatkan kualitas dan akurasi data Pemasyarakatan agar setiap kebijakan dan program pembinaan dapat disusun berdasarkan data yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
FGD ini menjadi langkah penting untuk menyempurnakan isi dan cara penyajian Jurnal Data Pemasyarakatan yang memuat berbagai informasi tentang kondisi, tren, dan capaian kinerja Pemasyarakatan selama lima tahun terakhir. Melalui kegiatan ini, Ditjenpas berkomitmen menghadirkan data yang lebih terbuka, mudah diakses, dan bermanfaat bagi masyarakat maupun pembuat kebijakan.
Ketua Kelompok Kerja Pengelolaan Data dan Informasi Ditjenpas, Sopiana, menjelaskan pengelolaan data yang baik akan berdampak langsung pada peningkatan pelayanan dan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara, dan Balai Pemasyarakatan.
"Jurnal Data Pemasyarakatan bukan sekadar laporan angka, tetapi cermin dari bagaimana Pemasyarakatan bekerja, berbenah, dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Sopiana menambahkan kerja sama lintas lembaga seperti ini penting. Hal ini agar data Pemasyarakatan makin rapi, akurat, dan dapat digunakan untuk memperkuat kebijakan hukum nasional.
Dalam kegiatan ini, Statistisi Madya BPS, Trophy Endah Rahayu, menekankan pentingnya keseragaman data antarinstansi. "Kebijakan yang baik berawal dari data yang baik. Karena itu, data Pemasyarakatan perlu dikelola dengan cara yang lebih cepat, rinci, dan sesuai kebutuhan, agar hasilnya benar-benar bisa mendukung keputusan publik,” ujarnya.
BPS juga mendorong agar setiap instansi terus meningkatkan kemampuan pengolahan data. Hal ini agar lebih mudah dipahami dan dimanfaatkan masyarakat.
Sementara itu, Asisten Peneliti CDS, Annisa Aulia Firdaus, menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan data. “Transformasi digital membantu kita memantau kinerja Pemasyarakatan secara lebih cepat dan transparan. Dengan sistem data yang saling terhubung, pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan lebih tepat,” ungkapnya.
FGD ini diharapkan memperkuat kerja sama Pemasyarakatan dalam mewujudkan data Pemasyarakatan yang lebih akurat, terbuka, dan mendukung visi Indonesia Emas 2045. (afn)
What's Your Reaction?


