Gempa tak Sebabkan Penghuni Rutan Takengon Kabur
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Saat gempa 6,2 SR mengguncang Tanah Gayo, Selasa (2/7/2013) siang, suasana di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Takengon panik luar biasa. Banyak narapidana (napi) dan tahanan yang berteriak-teriak minta dibukakan pintu selnya. Petugas segera membukakan pintu dan mengumpulkan seluruh warga binaan yang jumlahnya 247 orang di lapangan rutan.
"Sampai gempa 6,2 SR berakhir yang disusul dengan gempa-gempa kecil, tak seorang pun napi dan tahanan yang melarikan diri," kata Kepala Rutan Kelas II B Takengon, Said Syahrul yang dihubungi Serambinews.com, Minggu (7/7/2013) pagi.
Menurut Said, dari 247 warga binaan di rutan tersebut, tiga orang di antaranya perempuan. Mayoritas penghuninya terlibat kasus narkoba, pencurian, penipuan, dan penganiayaan. Pada malam terjadinya gempa, kata Said, para penghuni rutan itu tidak tidur di dalam sel masing-masing yang sebagiannya retak-retak kecil.
Mayoritas napi dan tahanan tidur di masjid, kantin
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Saat gempa 6,2 SR mengguncang Tanah Gayo, Selasa (2/7/2013) siang, suasana di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Takengon panik luar biasa. Banyak narapidana (napi) dan tahanan yang berteriak-teriak minta dibukakan pintu selnya. Petugas segera membukakan pintu dan mengumpulkan seluruh warga binaan yang jumlahnya 247 orang di lapangan rutan.
"Sampai gempa 6,2 SR berakhir yang disusul dengan gempa-gempa kecil, tak seorang pun napi dan tahanan yang melarikan diri," kata Kepala Rutan Kelas II B Takengon, Said Syahrul yang dihubungi Serambinews.com, Minggu (7/7/2013) pagi.
Menurut Said, dari 247 warga binaan di rutan tersebut, tiga orang di antaranya perempuan. Mayoritas penghuninya terlibat kasus narkoba, pencurian, penipuan, dan penganiayaan. Pada malam terjadinya gempa, kata Said, para penghuni rutan itu tidak tidur di dalam sel masing-masing yang sebagiannya retak-retak kecil.
Mayoritas napi dan tahanan tidur di masjid, kantin, dan aula, di bawah pengawalan sipir dan polisi. "Sengaja untuk malam itu saya minta tambahan personel polisi untuk mengamankan warga binaan yang tidak lagi tidur di kamarnya masing-masing," kata Said Syahrul. Tapi pada hari-hari berikutnya, ketika terjadi gempa susulan yang magnitudenya lebih kecil dari 6,2 SR, para warga binaan tidak lagi panik.
Mereka sudah tidur kembali di kamarnya masing-masing. Akibat gempa 2 Juli itu, sebut Said, belasan kamar hunian retak-retak kecil, satu rumah pribadi karyawan ambruk, dan dua rumah lainnya rusak ringan. Adapun rumah dinas karyawan semuanya selamat. Hanya dindingnya saja yang mengalami retak kecil.
Sumber :Â http://aceh.tribunnews.com/2013/07/07/gempa-tak-sebabkan-penghuni-rutan-takengon-kabur