Goreskan Luka, Adakah Kesempatan Untuk Pemuda di LPKA?

Goreskan Luka, Adakah Kesempatan Untuk Pemuda di LPKA?

Jelang Hari Sumpah Pemuda Ke-94 yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, kita diingatkan kembali tentang perjuangan para pemuda-pemuda terdahulu yang berjuang demi kemerdekaan Bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda mengajari setiap anak bangsa memiliki semangat luar biasa untuk menentukan nasib Bangsa Indonesia ke depannya agar terbebas dari belenggu penjajahan dengan memerdekakan diri dari penindasan. Sumpah Pemuda adalah bukti banyaknya perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda, tetapi tetap satu”. Namun, di era globalisasi para pemuda generasi bangsa tidak lagi berperang dengan pertumpahan darah, tetapi cukup berperang melawan kebodohan dan ketertinggalan dalam pendidikan demi memajukan bangsa.

Para generasi penerus bangsa yang ke depannya akan menjadi cikal bakal pemimpin di masa depan harus mampu menakhodai Bangsa Indonesia dengan menanamkan jiwa patriot pemuda bangsa dan semangat belajar dalam diri sehingga mampu mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Setiap anak berhak memperoleh hak pendidikan layak, termasuk Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH).

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu adalah lembaga atau tempat untuk membina anak yang tersandung kasus hukum. Setiap anak yang berada di LPKA disebut dengan anak binaan karena LPKA sangat berbeda dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) pada umumnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, yakni “bahwa setiap anak yang berhadapan dengan hukum berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan kembang, serta berhak memperoleh pelayanan pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial sesuai kebutuhan fisik, mental dan spiritual”.

Setiap anak binaan yang melakukan penyimpangan hukum butuh binaan dan dukungan untuk memperbaiki sikap dan perilaku yang menyimpang tanpa harus merenggut hak-hak mereka sebagai anak. ABH menggoreskan luka untuk para pemuda terdahulu yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Lantas, adakah kesempatan bagi mereka (pemuda bangsa) yang berada di LPKA? Pertanyaan tersebut selaras dengan filosofi dan tujuan pembinaan di LPKA Palu untuk memenuhi segala hak setiap anak binaan dan memberikan mereka kesempatan untuk kembali diterima dan berkontribusi di masyarakat demi kemajuan bangsa dan negara

Dalam pemenuhan hak anak binaan, yakni hak kelangsungan hidup, tumbuh dan kembang, serta memperoleh pelayanan pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial sesuai kebetuhan fisik, mental, dan spiritual, LPKA Palu yang kini dipimpin oleh Revanda Bangun saat ini telah menjalin banyak kerja sama dengan pihak luar, seperti memberikan pelayanan kesehatan jasmani serta kebersihan gigi dan mulut oleh dokter di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Tengah. Tidak hanya itu, para anak binaan juga dibekali ilmu agama untuk mengubah sikap dan perilaku mereka yang menyimpang agar kembali tumbuh sesuai keyakinan dan mau kembali menjadi anak yang berperilaku sesuai agama dan norma-norma di masyarakat.

LPKA Palu juga mengoptimalkan pendidikan prima, seperti memfasilitasi anak binaan untuk menyelesaikan pendidikannya mulai dari mengikuti pendidikan kesetaraan SD hingga SMA. Tidak sampai di situ, sebagai wujud cinta terhadap pendidikan bagi anak binaan, LPKA Palu telah melakukan Perjanjian Kerja Sama dengan Universitas Islam Negeri Datokarama Palu untuk para anak binaan yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Sebagai generasi penerus bangsa, setiap anak tidak menutup kemungkinan ke depannya akan mampu berkontribusi positif memberikan sumbangsihnya, baik untuk keluarga, lingkungan sekitar, bangsa, dan negara. Dengan semangat para pemuda yang telah berjuang demi kemerdekaan dan rasa cinta tanah air, masyarakat jangan pernah menganggap anak-anak yang pernah berada di Lapas adalah anak-anak yang tidak memiliki masa depan cerah. Mereka bukan penjahat, hanya tersesat dan salah jalan.

Menyemangati anak-anak yang pernah berada di Lapas memang bukan hal mudah karena mereka butuh semangat dan dukungan moral dari orang-orang terdekat, terutama orang tua dan keluarga. Jangan jauhi mereka, tetapi rangkullah agar dapat kembali hidup normal di lingkungan masyarakat sesuai norma-norma yang ada sehingga menjadikan mereka memiliki jiwa patriot yang menanamkan rasa cinta tanah air dan nilai-nilai Pancasila.

 

Penulis: An Nisaa Ayu (LPKA Palu)

What's Your Reaction?

like
14
dislike
0
love
4
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0