Ketika Warga Binaan LP Belajar Melukis di Yogyakarta

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Sekitar 100 warga binaan Lembaga Pemasyarakat (LP) se-DIY serius menghadapi kain kanvas dengan memegang kuas. Selain kanvas dan kuas, di hadapan mereka juga terdapat beragam cat warga yang biasa digunakan untuk melukis. Ratusan narapidana yang masih dalam masa hukuman itu terlibat sebuah acara melukis bersama bertajuk 'Guyub Agawe Santoso' di LP Wirogunan Yogyakarta, Senin (9/11/2015). Direktur Jenderal Pemasyaratan Kementerian Hukum dan HAM, I Wayan Kusmiantha Dusak mengatakan, melukis bersama tersebut merupakan salah satu program pembinaan untuk para narapidana. Menurutnya, dengan melukis bisa menjadi jalan untuk para narapidana mengaktualisasikan diri dan berpartisipasi aktif ketika nanti sudah berada di tengah masyarakat. "Ada energi-energi yang harus mereka kembangkan. Selama ini, energi yang mereka kembangkan lebih banyak negatif, seperti merampok dan mencuri," kata Dusak di sela acara. Menurut Dusak melakukan kegiatan sen

Ketika Warga Binaan LP Belajar Melukis di Yogyakarta
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Sekitar 100 warga binaan Lembaga Pemasyarakat (LP) se-DIY serius menghadapi kain kanvas dengan memegang kuas. Selain kanvas dan kuas, di hadapan mereka juga terdapat beragam cat warga yang biasa digunakan untuk melukis. Ratusan narapidana yang masih dalam masa hukuman itu terlibat sebuah acara melukis bersama bertajuk 'Guyub Agawe Santoso' di LP Wirogunan Yogyakarta, Senin (9/11/2015). Direktur Jenderal Pemasyaratan Kementerian Hukum dan HAM, I Wayan Kusmiantha Dusak mengatakan, melukis bersama tersebut merupakan salah satu program pembinaan untuk para narapidana. Menurutnya, dengan melukis bisa menjadi jalan untuk para narapidana mengaktualisasikan diri dan berpartisipasi aktif ketika nanti sudah berada di tengah masyarakat. "Ada energi-energi yang harus mereka kembangkan. Selama ini, energi yang mereka kembangkan lebih banyak negatif, seperti merampok dan mencuri," kata Dusak di sela acara. Menurut Dusak melakukan kegiatan seni bersama bisa mengajarkan para narapidana untuk mengolah rasa dan menjaga hubungan sesama. Oleh sebab itu, lanjutnya, rasa tersebutlah yang mesti bisa terbentuk dan tertanam pada setiap nara pidana. "Mereka bagian dari msayarakat yang akan kembali ke masyarakat," jelasnya. Selain melukis, para narapidana di luar jumlah tersebut juga mementaskan kesenian tradisional jathilan. Disamping jathilan, mereka juga membawakan kesenian musik modern, seperti lagu pop, qasidah, dan salawat. Adapun para narapidana yang memilih menjadi penonton. Ia menambahkan, acara seni yang melibatkan nara pidana ini merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya serupa juga pernah dilakukan di Lapas Pondok Bambu. "Rencananya, nanti akan ada festival berkebun. Ini untuk mengajarkan saling menyayang akan apa yang dimiliki, baik diri sendiri atau orang lain," ungkapnya. Project Manager 'Guyub Agawe Santoso', Emma Kismi Anna mengatakan, para narapidana dibebaskan dalam memilih konsep lukisan. Terlebih, dalam melukis tersebut juga menghadirkan sejumlah maestro lukis di Yogyakarta, seperti Nasirun dan Kartika Affandi. "Dengan berkesenian, termasuk lukis, akan menjadi salah satu jalan untuk memerangi penggunaan narkoba," ujarnya. Dalam acara itu, selain maestro seni lukis, sejumlah pegiat seni juga dilibatkan di dalamnya. Mereka yang terlibat diantaranya mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Komunitas Cat Air Indonesia, dan Komunitas Malioboro. "Ada juga beberapa pelukis dari Ancol," tambahnya. Sumber : Metrotvnews.com

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0