Kisah Napi Kasus Narkoba Menemukan Islam di Balik Jeruji Besi
Jakarta - Setiap musibah selalu ada hikmah. Seperti yang dialami Muhammad Ilyas, yang masuk bui karena terjerat kasus narkoba, namun malah menemukan hidayah yang membuatnya memutuskan menjadi mualaf.
Muhammad Ilyas masuk penjara karena kasus narkoba, dia baru pertama kali mencoba menjadi kurir namun aksinya langsung tertangkap. Selama di sel tahanan Polres Jakarta Pusat, Antonius sering melihat rekan-rekannya salat berjamaah.
"Kebetulan saya tidak salat. Islam kalau melakukan ibadah itu ramai-ramai, berjamaah. Islam itu indah banget," kata Ilyas dengan matanya berkaca-kaca saat ditemui detikcom di Rutan Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (23/6/2015).
Saat melihat teman-temannya salat, dia memperhatikan dengan seksama. Beberapa hari berlalu sejak dia masuk rutan, dia mendapat mimpi yang akhirnya mengubah jalan hidupnya.
"Saya mimpi, almarhum Bapak saya nyuruh saya salat. Disuruh ngikutin temen-temen saya salat. Kemudian setelah itu saya pindah ke Rutan Salemba,
Jakarta - Setiap musibah selalu ada hikmah. Seperti yang dialami Muhammad Ilyas, yang masuk bui karena terjerat kasus narkoba, namun malah menemukan hidayah yang membuatnya memutuskan menjadi mualaf.
Muhammad Ilyas masuk penjara karena kasus narkoba, dia baru pertama kali mencoba menjadi kurir namun aksinya langsung tertangkap. Selama di sel tahanan Polres Jakarta Pusat, Antonius sering melihat rekan-rekannya salat berjamaah.
"Kebetulan saya tidak salat. Islam kalau melakukan ibadah itu ramai-ramai, berjamaah. Islam itu indah banget," kata Ilyas dengan matanya berkaca-kaca saat ditemui detikcom di Rutan Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (23/6/2015).
Saat melihat teman-temannya salat, dia memperhatikan dengan seksama. Beberapa hari berlalu sejak dia masuk rutan, dia mendapat mimpi yang akhirnya mengubah jalan hidupnya.
"Saya mimpi, almarhum Bapak saya nyuruh saya salat. Disuruh ngikutin temen-temen saya salat. Kemudian setelah itu saya pindah ke Rutan Salemba, dan ketemu Pak Haji Rahmat yang akhirnya memperjelas saya untuk masuk Islam," kenang dia.
Almarhum ayahandanya, menurut Ilyas, adalah non-muslim. Ilyas mengucap dua kalimat syahadat pada April 2013 lalu. Nama Muhammad Ilyas dia pilih menggantikan nama Antonius, namanya sebelum menjadi mualaf. Dua bulan sebelum masuk Islam, Ilyas sudah mencoba belajar salat dibimbing teman-temannya.
"Agak merinding pertama kali ngucapin syahadat. Alhamdulillah lancar," ucap Ilyas.
Ilyas mendalami agama Islam di dalam rutan sambil menjalani masa tahanannya. Dia merasa Islam agama yang sangat indah. Berkali-kali matanya berkaca-kaca dan air matanya tumpah saat bercerita soal rasa syukurnya bisa mengenal Islam.
"Saya mendalami ilmu agama Islam tuh saya benar-benar... benar-benar masya Allah deh, Islam itu indah banget," katanya sambil menangis dan terdiam beberapa saat.
"Islam itu indah banget. Benar-benar dia menyejukkan hati, punya Nabi yang jadi panutan dan patut kita contoh dan ikutin. Pokoknya Islam itu indah banget buat saya," tuturnya terharu.(slm/nwk)
Sumber : detik.com