Klien Bapas Jakarta Pusat Bersemangat Jalani Pascarahabilitasi Tahap II

Klien Bapas Jakarta Pusat Bersemangat Jalani Pascarahabilitasi Tahap II

Jakarta, INFO_PAS - Kegiatan pascarehabilitasi tahap II Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Jakarta Pusat memasuki hari kedua, Selasa (16/2). Klien Pemasyarakatan yang menjadi peserta mengikuti seminar psikoedukasi bagi mantan pecandu, pengguna, dan penyalahguna narkotika.

Acara dimulai pukul 09.00 WIB dan dibuka Sadi selaku Kepala Subseksi (Kasubsi) Bimbingan Kerja (Bimker). Materi seminar psikoedukasi diberikan Yogie Pratomo yang merupakan konselor rehabilitasi pengguna narkotika binaan Badan Narkotika Nasional. “Para klien Pemasyarakatan harus memiliki semangat juang untuk memperbaiki diri mereka sendiri agar dapat terlepas dari belenggu ketergantungan narkotika,” pesan Yogie.

Di sesi ke-2 pukul 13.00-15.00 WIB, klien Bapas Jakarta Pusat mengikuti pelatihan vokasional, yakni pembuatan meja kayu. Kegiatan ini langsung dipimpin sekaligus diawasi Kasubsi Bimker. “Target pembuatan meja dari kayu selama pelatihan vokasional ini berjumlah 6-7 meja dalam lima kali pertemuan. Hal ini diharapkan dapat menambah skill yang dimiliki klien sehingga dapat memberikan manfaat kepada penghidupan klien,” harap Sadi.

Sehari berselang, Rabu (17/2) kegiatan pascarehabilitasi tahap II diisi peer group bersama Ifa dan Rizki dari Yayasan Karisma dengan tema diskusi penularan, pengobatan, dan pencegahan HIV/AIDS. Kegiatan ini diikuti 10 klien Bapas Jakarta Pusat, lima diantaranya adalah mantan pecandu narkoba (putau) dengan jarum suntik.

Kebanyakan klien sudah pernah mendapatkan edukasi tentang HIV/AIDS sehingga diskusi berjalan dengan sangat aktif dan seru. Secara bergantian klien berbagi cerita pengalaman mereka sebagai mantan pengguna putau dengan jarum suntik dimana mereka pernah mengalami stigma HIV/AIDS dari masyarakat.

“Untuk lepas kecanduan dari putau, saya ikut program terapi metadon selama tujuh tahun. Saat itu saya pernah mengalami sakit yang menyebabkan saya dirawat. Ketika petugas medis tahu saya sedang terapi metadon, dengan nada keras mereka menegur saya dan mengganti semua seprai, kasur, dan memisahkan saya dari pasien lain. Mereka mengira saya terkena HIV/AIDS padahal saya rutin mengikuti Voluntary Counselling and Testing dan hasilnya negatif,” urai salah satu klien, Faisal.

Ifa dari Yayasan Karisma menjelaskan memang mantan pengguna narkoba melalui jarum suntik memiliki risiko yang cukup tinggi untuk tertular HIV/AIDS. “Kondisi masyarakat kita yang masih belum teredukasi dengan baik tentang HIV/AIDS rentan menimbulkan stigma,” terangnya.

Klien Bapas Jakarta Pusat lainnya, Joko, menanyakan kemungkinan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk memiliki anak tanpa risiko menularkan ke pasangan atau kepada keturunannya. Ifa menjelaskan ODHA tetap bisa melakukan hubungan seksual secara aman dengan menggunakan kondom dan menjalani prinsip setia pada pasangan. ODHA juga tetap memiliki kemungkinan memiliki keturunan tanpa menularkan ke pasangan atau keturunananya saat antibodi atau jumlah sel darah putih di tubuhnya berada pada angka tertentu.

“Sangat disarankan agar ODHA berkonsultasi dan mengikuti arahan dari dokter,” pesan Ifa.

Pada hari yang sama juga dilakukan kegiatan vokasional dari bengkel kerja Bapas Jakarta Pusat berupa praktik pembuatan meja kerja didamping Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Klien Dewasa, Kasubsi Bimker, dan Pembimbing Kemasyarakatan (PK). Kegiatan ini dimulai pukul 13.00-15.00 WIB dengan tahapan pengukuran, pemotongan, pengampelasan, perakitan, dan terakhir pengecatan meja kerja yang terbuat dari kayu.

“Semangat para klien pada kegiatan vokasional pascarehabilitasi ini adalah langkah penting yang patut diapresiasi, seperti membuat suasana kerja menjadi menyenangkan dan berikan pujian kepada klien sehingga membuat rasa percaya diri dan semangat klien meningkat,” ucap Kasi Bimbingan Klien Dewasa, Ari Samanto.

Salah satu klien, Dedi, bersyukur bisa menyelesaikan tahap pemotongan kayu dan sudah jadi satu meja. “Besok saya yakin kami bisa menghasilkan dua meja lagi. Saya merasa bersemangat ada kegiatan positif yang dapat saya ikuti daripada di rumah saja gak ada kegiatan,” ucap Dedi kepada PK Dewi yang bertugas mengawasi jalannya kegiatan. (IR)

 

 

 

Kontributor: Bapas Jakarta Pusat

 

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0