Komunikasi Positif dan Humanis, Kunci Keberhasilan Pembinaan Narapidana

Komunikasi Positif dan Humanis, Kunci Keberhasilan Pembinaan Narapidana

Jakarta, INFO_PAS – Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) mengambil langkah progresif dengan menggandeng Uni Eropa dan Enhancing Security Cooperation in and with Asia (ESIWA) untuk membahas strategi rehabilitasi narapidana terorisme dan risiko tinggi. Melalui Lokakarya Regional di Bidang Pengelolaan dan Reintegrasi Ekstremis dan Narapidana Risiko Tinggi, Ditjenpas menekankan pendekatan baru dalam penanganan narapidana dengan fokus pada pembangunan hubungan positif dan pencegahan pengulangan tindak pidana.

Dalam dua hari pelaksanaan lokakarya, salah satu bahasan yang menarik adalah bagaimana komunikasi interpersonal antara petugas Pemasyarakatan dan narapidana menjadi hal penting dalam implementasi program. Hal itu disampaikan seorang petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) senior di Bremen, Jerman, Lars Dietze.

Menurutnya, pendekatan humanis dan komunikasi positif kepada narapidana merupakan cara terbaik yang bisa dilakukan petugas setiap harinya di dalam penjara. “Petugas Pemasyarakatan harus memiliki sifat empati,” tutur Lars.

Sebelumnya di hari pertama, Selasa (7/5), Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan, Erwedi Supriyatno, menyoroti pentingnya soft approach untuk mendukung program deradikalisasi, termasuk hubungan yang berkelanjutan dengan mantan narapidana. Ditjenpas juga melakukan kerja sama dengan berbagai pihak terkait, seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Detasemen Khusus 88, dan organisasi sosial masyarakat, dalam upaya memperkuat pembinaan narapidana.

Tantangan dalam implementasi program juga diakui, termasuk peningkatan kompetensi Wali Narapidana dan penyusunan kebijakan yang lebih terpadu. Tidak hanya di Indonesia, tantangan serupa juga ditemui oleh delegasi peserta lainnya, misalnya keterbatasan kesempatan yang dimiliki narapidana usai menjalani masa hukuman. Sehingga, lokakarya ini dipandang penting sebagai tindak lanjut kesepakatan praktik rehabilitasi narapidana.

Peserta lokakarya, termasuk perwakilan Ditjenpas, Wali Pemasyarakatan, Pembimbing Kemasyarakatan, serta delegasi dari negara-negara Uni Eropa, Filipina, Malaysia, dan Thailand, berkesempatan untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman. Acara juga mencakup kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang untuk memahami manajemen penanganan narapidana risiko tinggi secara lebih mendalam. (prv)

What's Your Reaction?

like
1
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0