Kreativitas Warga Binaan Lapas Mataram dengan Modal Nol Rupiah

Mataram - Di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), ada Banyak yang bisa dilakukan dan dihasilkan  warga binaan walaupun sedang menjalani masa pengasingan untuk menyelesaikan masa hukuman. Ini tergantung adanya kemauan dari penghuni Lapas. Saat diizinkan untuk melihat aktivitas di Lapas Mataram, rekan media diantar dan diarahkan untuk melihat berbagai macam kegiatan keterampilan yang dilakoni warga binaanya. Sebelum masuk, tak lupa petugas memberikan kartu tamu yang dikalungkan di leher. Ini sebagai untuk membedakan antara pengunjung dan warga binaan di dalam. Di salah satu ruangan terdapat sejumlah pria yang tengah sibuk merangkai bunga plastik. Mereka adalah warga binaan yang diberikan kesempatan menyalurkan kreativitasnya. Juandi Setiawan, salah satu warga binaan saat memulai pembicaraan mengatakan, ia dan rekannya yang lain awalnya memang sama sekali  tidak menguasai keterampilan ini. Namun, berangkat dari keperihatinan sebagai orang yang dihukum membuat dirinya t

Kreativitas Warga Binaan Lapas Mataram dengan Modal Nol Rupiah
Mataram - Di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), ada Banyak yang bisa dilakukan dan dihasilkan  warga binaan walaupun sedang menjalani masa pengasingan untuk menyelesaikan masa hukuman. Ini tergantung adanya kemauan dari penghuni Lapas. Saat diizinkan untuk melihat aktivitas di Lapas Mataram, rekan media diantar dan diarahkan untuk melihat berbagai macam kegiatan keterampilan yang dilakoni warga binaanya. Sebelum masuk, tak lupa petugas memberikan kartu tamu yang dikalungkan di leher. Ini sebagai untuk membedakan antara pengunjung dan warga binaan di dalam. Di salah satu ruangan terdapat sejumlah pria yang tengah sibuk merangkai bunga plastik. Mereka adalah warga binaan yang diberikan kesempatan menyalurkan kreativitasnya. Juandi Setiawan, salah satu warga binaan saat memulai pembicaraan mengatakan, ia dan rekannya yang lain awalnya memang sama sekali  tidak menguasai keterampilan ini. Namun, berangkat dari keperihatinan sebagai orang yang dihukum membuat dirinya tersadar bahwa yang dihukum ini sebenarnya bukan mereka yang berada di dalam  Lapas, melainkan anak istri dan keluarga mereka yang terbebani serta terkena imbasnya. ‘’ Jadi muncul pikiran apa yang bisa diperbuat saat berada di dalam sini. Minimal bisa menghasilkan dan tidak menambah beban keluarga diluar,’’ ujarnya belum lama ini. Begitu mendengar pengumuman akan diadakan pelatihan merangkai bunga ini, dirinya tidak berpikir dua kali untuk ikut pelatihan. Walaupun diakuinya, pelatihan yang didapat tergolong minim. Hasil pelatihan ini  kemudian dikembangkan oleh masing-masing penghuni Lapas. ‘’ Awalnya kami mendapat pelatihan terus kami kembangkan sendiri. Merangkai bunga ini cara kerjanya sangat sederhana,’’ ungkap pria yang mengaku  terpidana kasus korupsi dana bantuan sosial ini. Selanjutnya oleh Lapas Mataram, mereka difasilitasi mulai dari ruangan dan sebagainya. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bunga plastik ini diakuinya cukup mudah didapatkan didalam Lapas mulai dari botol dan kresek plastik bekas. Kemudian untuk benang maupun lem  sudah diadakan oleh petugas Lapas. ‘’ Bahannya kan dari botol dan kresek bekas dan itu cukup mudah kami dapatkan disini,’’ kata lelaki yang sudah menjalani hukuman di Lapas Mataram selama 2 tahun 4 bulan ini. Ia mengaku dalam sehari bisa menghasilkan antara 5 sampai 7 tangkai bunga. Awalnya kata dia, hanya ditawarkan kepada para pengunjung yang datang ke Lapas Mataram. Lama kelamaan, hasil karya warga binaan cukup diminati karena sudah mulai mendapat pesanan dari masyarakat luar. ‘’ Pertama-tama kita tawarkan kepada pengunjung yang datang menjenguk keluarganya dan saat ini sudah mendapat pesanan dari luar. Kami sangat bersyukur,’’ katanya. Mengenai harga, ia mengaku mengusahakan agar terjangkau. Lebih-lebih bahan membuat merangkai bunga ini tanpa mengeluarkan modal. Karena berasal dari barang bekas di dalam Lapas. ‘’ Jadi modal kami itu nol rupiah bisa menjadi Rp 5 ribu, Rp 25 ribu, Rp 100 ribu dan seterusnya. Makanya ini bisa sangat membantu kami dan kegiatan yang sangat positif,’’ akunya. Kegiatan ini membuat mereka memiliki kesibukan dan membuat masa hukuman menjadi tidak terasa. ‘’ Setidaknya kami memiliki kegiatan seperti orang yang bekerja diluar sana,’’ ungkapnya. Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Mataram, Hanibal mengakui bahwa para warga binaan ini mendapat pelatihan yang melibatkan  Balai Latihan Kerja (BLK). Kemudian dilanjutkan sendiri oleh warga binaan yang mendapat pelatihan. ‘’ Bagi mereka yang sudah menguasai nanti mereka yang akan meneruskan dengan melatih warga binaan lainnya,’’ jelasnya. Ia berencana, nantinya hasil kerajinan maupun keterampilan warga binaan ini akan  dipamerkan di acara Car Free Day di Jalan Udayana Mataram. ‘’ Memang rencananya nanti akan kita pamerkan. Ini lho hasil kerajinan dan keterampilan penghuni Lapas Mataram,’’ sebutnya. Hasil dari penjualan hasil keterampilan dan kerajinan ini juga nantinya akan dibagi melalui persentase dengan warga binaan yang mengerjakan. Ia mengakui, memang banyak hal yang bisa dilakukan dan menhasilkan di dalam Lapas. ‘’ Tinggal terserah warga binaan ini apakah ada kemauan atau tidak. Kalau tidak ada kemauan kan susah juga, padahal ini hal yang sangat positif,’’ katanya. Ia juga berharap nantinya setelah keluar dari Lapas Mataram ini. melalui keterampilan yang didapatkan, bisa menjadi modal para penghuni Lapas yang sudah menghirup udara bebas. ‘’ Itulah harapan kami, jadi sebenarnya mereka itu tidak dihukum selama disini. Tapi dilatih dengan diberikan keterampilan. Toh itu bisa menjadi modal mereka nantinya,’’ tandasnya.(*). Sumber : radarlombok.co.id

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0