Lapas Atambua Fasilitasi Penelitian Mahasiswa Undana, Bahas Overcapacity di Lapas
Atambua, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Atambua fasilitasi penelitian mahasiswa program Studi Ilmu Hukum Universitas Nusa Cendana, Adrian Tola dan Maudalikur, mengenai ‘Faktor Penyebab dan Dampak Overcapacity di Lapas Kelas IIB Atambua’, Sabtu (25/10). Ini merupakan komitmen Lapas Atambua dalam membuktikan transparansi dan keterbukaan informasi kepada akademisi.
Penelitian dengan metode wawancara tersebut dilaksanakan di ruangan registrasi Lapas Atambua mulai pukul 09.00 WITA. Selama proses penelitian berlangsung, kedua mahasiswa mendapatkan data yang akurat dari Kepala Subseksi Registrasi, Yohanes Aluman, dan Kepala Regu Pengamanan, Fahmi Umar Arzad.
“Meskipun mencatat overcapacity hingga 124,1% per 25 Oktober 2025, Lapas Atambua berhasil menjaga situasi keamanan dan ketertiban tetap kondusif. Dengan 201 Warga Binaan Pemasyarakatan yang melebihi kapasitas hunian 140 orang, Lapas ini berpotensi menghadapi gangguan kamtib, terutama terkait kurang maksimalnya layanan dan pembinaan, serta potensi kekurangan makanan,” jelas Yohanis.
Ia menambahkan potensi gangguan kamtib itu pasti mengintai, namun pihak Lapas memiliki blok hunian yang luas sehingga tidak nampak sesak. “Kami juga terus memitigasi risiko dengan pendekatan humanis dan persuasif dengan Warga Binaan, yakni selalu menyosialisasikan tata tertib, menjalin komunikasi intensif dengan vendor makanan untuk memastikan kecukupan dan ketepatan waktu pasokan. Strategi inilah yang membuat kami selalu aman di tengah keterbatasan yang ada,” tambah Yohanis.
Sementara itu, Pelaksana Harian Kepala Lapas Atambua, Adi Maxim Li, menyambut baik kedatangan para mahasiswa. “Melalui penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi dunia akademis dan bagi kami untuk melakukan evaluasi diri, mendapatkan ide-ide baru, meningkatkan kualitas program pembinaan, dan membangun citra yang lebih positif," harapnya.
Para mahasiswa mengapresiasi pelayanan dan keterbukaan informasi yang diberikan Lapas Atambua. Mereka sangat kooperatif, memberikan akses data, dan memfasilitasi wawancara yang diperlukan untuk kelancaran studi.
"Kami sebagai mahasiswa sangat mengapresiasi atas pelayanan dan keterbukaan informasi yang diberikan Lapas Atambua. Dengan data yang kooperatif dan akses yang difasilitasi, kami dapat melanjutkan penelitian kami sebagai bahan penyusunan tugas akhir,” ujar Adrian
Penelitian ini menjadi bukti pembelajaran dan pengetahuan dapat ditemukan di mana saja, bahkan di balik tembok Lapas. Diharapkan lahir pemahaman yang lebih mendalam dan solusi yang lebih efektif dalam upaya pembinaan dan reintegrasi sosial. (IR)
Kontributor: Lapas Atambua
What's Your Reaction?


