Lapas Besi Nusakambangan Terapkan One CCTV For One Room

Nusakambangan, INFO_PAS - Umumnya, lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia memasang Circuit Close Televison (CCTV) pada titik-titik tertentu yang mayoritas terfokus pada area atau zona yang berpotensi menimbulkan kondisi rawan yang dapat menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban, misalnya pencegahan pelarian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang melewati tembok pembatas. Akibatnya, kegiatan-kegiatan WBP di dalam kamar hunian tidak terpantau optimal oleh petugas. Beda halnya dengan Lapas Besi Nusakambangan. Sejak ditetapkannya Nusakambangan sebagai pilot project dalam program Revitalisasi Pemasyarakatan, Lapas Besi telah ditetapkan sebagai lapas kategorikan maximum security atau satu tingkat dibawah high risk. Imbasnya, Lapas Besi telah menerapkan pengamanan berbasis CCTV yang berbeda dengan lapas-lapas lainnya, kecuali lapas kategori high risk. Tidak hanya titik-titik tertentu yang dipasang CCTV

Lapas Besi Nusakambangan Terapkan One CCTV For One Room
Nusakambangan, INFO_PAS - Umumnya, lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia memasang Circuit Close Televison (CCTV) pada titik-titik tertentu yang mayoritas terfokus pada area atau zona yang berpotensi menimbulkan kondisi rawan yang dapat menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban, misalnya pencegahan pelarian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang melewati tembok pembatas. Akibatnya, kegiatan-kegiatan WBP di dalam kamar hunian tidak terpantau optimal oleh petugas. Beda halnya dengan Lapas Besi Nusakambangan. Sejak ditetapkannya Nusakambangan sebagai pilot project dalam program Revitalisasi Pemasyarakatan, Lapas Besi telah ditetapkan sebagai lapas kategorikan maximum security atau satu tingkat dibawah high risk. Imbasnya, Lapas Besi telah menerapkan pengamanan berbasis CCTV yang berbeda dengan lapas-lapas lainnya, kecuali lapas kategori high risk. Tidak hanya titik-titik tertentu yang dipasang CCTV, semua kamar hunian WBP telah terpantau CCTV. Jadi, setiap aktivitas WBP di dalam ataupun di kamar hunian terpantau oleh petugas. Artinya, Lapas Besi telah menerapkan one CCTV for one room. “Sejak menjadi lapas maximum security, kini kami memiliki 196 buah CCTV yang terpasang di 57 kamar hunian WBP semuanya terhubung dalam 12 monitor layar jumbo di CCTV Control Room. Jadi, selain titik-titik rawan suatu area, kamar hunian WBP juga kami pantau,” terang Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas Besi, Achmad Sobirin. [caption id="attachment_74640" align="aligncenter" width="300"] one CCTV for one room[/caption] CCTV yang diterapkan pun benar-benar multitasking. Selain menampilkan gambar atau rekaman video, juga menampilkan suara daerah pantauan, termasuk suara WBP. “Output yang ditampilkan oleh CCTV tidak hanya secara visual saja, melainkan juga secara audio. Jadi, kami bisa mendengar apa yang dikatakan oleh WBP di kamar hunian. Bahkan, kami bisa komunikasi dua arah secara langsung dengan WBP melalui microphone di ruang kontrol yang tersambung langsung dengan CCTV yang ada di setiap kamar hunian,” tambah Sobirin. Ia menjelaskan penerapan one CCTV for one room sangat membantu jajaran pengamanan dalam mengawasi dan memantau WBP secara intensif. Sobirin juga telah menerapkan cara yang efektif melalui CCTV untuk memberikan pelayanan kepada WBP dalam keadaan darurat. “Di Lapas Besi, apabila ada rekan WBP yang sakit mendadak atau di kamarnya ada keadaan mendadak misalnya masalah listrik atau masalah air, cukup teman WBP yang di kamar tersebut melambaikan tangan mengarah ke kamera CCTV tanpa harus teriak-teriak kepada petugas agar terlayani. Itu sudah kami sepakati dengan teman-teman WBP di dalam,” cetus Sobirin. Diharapkan kedepannya penerapan one CCTV for one room tidak hanya sebatas pada lapas berkategori high risk dan maximum security, tapi juga lapas-lapas lain di seluruh Indonesia demi kepentingan keamanan dan pengamanan WBP secara intensif, holistik, dan berkesinambungan.     Kontributor: Yoga Dwi Putra Permana  

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0