Lapas Kelas III Banyuasin Mendadak Jadi Pesantren
RMOL - Suasana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Banyuasin hari ini tampak berbeda dari biasanya.
Sekitar 300 warga binaan terlihat menggunaan kain sarung dan baju koko begitu antuasias dalam memperingati perayaan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW di Masjid Lapas Banyuasin.
Bahkan suasana lapas tak ubahnya pesantren. Para narapidana hilir mudik sebagian diantaranya ada yang membawa Al Quran dikepalan tangan dan dadanya.
"Hari ini saya merasakan nuansa religi begitu kuat di Lapas Kelas III Banyuasin," ujar ujar Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Sumsel, Subiyantoro kepada Rakyat Merdeka Online Sumsel, Senin (25/5).
Nuansa religi sebenarnya sudah sejak lama berlangsung di Lapas Kelas III Banyuasin, sebab sejak beberapa tahun terakhir setiap penghuni lapas diberikan pendidikan keagamaan secara terpadu dan terus menerus.
"Disini teman-teman tidak sedang menjalankan hukuman karena tindak kejahatan yang pernah dilakukannya. Tetapi teman
RMOL - Suasana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Banyuasin hari ini tampak berbeda dari biasanya.
Sekitar 300 warga binaan terlihat menggunaan kain sarung dan baju koko begitu antuasias dalam memperingati perayaan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW di Masjid Lapas Banyuasin.
Bahkan suasana lapas tak ubahnya pesantren. Para narapidana hilir mudik sebagian diantaranya ada yang membawa Al Quran dikepalan tangan dan dadanya.
"Hari ini saya merasakan nuansa religi begitu kuat di Lapas Kelas III Banyuasin," ujar ujar Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Sumsel, Subiyantoro kepada Rakyat Merdeka Online Sumsel, Senin (25/5).
Nuansa religi sebenarnya sudah sejak lama berlangsung di Lapas Kelas III Banyuasin, sebab sejak beberapa tahun terakhir setiap penghuni lapas diberikan pendidikan keagamaan secara terpadu dan terus menerus.
"Disini teman-teman tidak sedang menjalankan hukuman karena tindak kejahatan yang pernah dilakukannya. Tetapi teman-teman narapidana itu sedang mondok di pesantren," jelasnya.
Sebab di Lapas ini tempat warga binaan memperbaiki diri, menimba ilmu agama dan menjadikan sosok pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.
"Lembaga pemasyarakatan di Banyuasin ini adalah tempat warga binaan menimba ilmu agama bukan tempat mengkonsumsi narkoba apalagi tempat peredaran narkoba," tegasnya.
Intinya selepas menjalani masa hukuman warga binaan telah memiliki ahlak mulia. "Karena kita memberikan arahan dan pembinaan sesuai ajaran agama yang kita anut dan Insya Allah bisa kembali kejalan yang benar dan lurus. Paling tidak jiwa-jiwa yang sakit bisa terobati," lanjutnya.
Sebab, tidak semua warga binaan sengaja melanggar hukum, ada yang disebabkan kelalaian bahkan fitnah. "Disinilah tempat introspeksi berbenah diri agar setelah kembali ke masyarakat bisa menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Minimal bisa jadi imam di keluarganya," harapnya.
Sementara itu Imam Masjid Besar Al Amir Banyuasin, Khobirasyari usai menyampaikan ceramah dihadapan 300 warga binaan mengatakan, setiap manusia pernah melakukan kesalahan.
"Hanya manusia yang sadar akan kesalahan dan mau berbenah dirilah yang selamat dalam menjalani sisa hidup di dunia ini," ungkapnya.
Melalui peringatan Isra Mikraj ini dihartapkan seluruh penghuni Lapas dapat mengambil hikmahnya. "Apalagi fasilitas yang ada sudah sebagai pondok pesantren berarti arah memperbaiki iman dan ketaatan itu lebih mengarah lagi kembali kepada Allah. Tinggal warga binaan mau tidak kembali ke jalan Allah," tegasnya. [rhd]
Sumber : rmolsumsel.com