Lapas Pemuda Kelas II Tangerang Lakukan Perubahan Image Seram

Hiasi Seluruh Ruang dan Taman, Berdayakan Kemampuan Warga Binaan Lapas Pemuda Kelas II Tangerang Lakukan Perubahan Image Seram   Disebagian Lembaga Pemasyarakatan yang ada di Indonesia, image seram dan angker selalu menghiasi. Batasan atau sekat antara warga binaan dan pekerja Lapas pun terasa kental dalam sistem pergaulan. Namun, suasana itu sama sekali tidak terlihat di Lapas Pemuda Tangerang. Lapas yang berada di kawasan Kecamatan Tangerang ini pun jauh dari kata seram. Seperti apa? KING HENDRO ARIFIN, Tangerang PEKAN lalu, INDOPOS berkesempatan menyambangi Lapas Pemuda Kelas II Tangerang. Sebelum masuk di dalam Lapas, bayangan yang terekam adalah kesan seram, kumuh, wajah-wajah beringas dari para warga binaan dan tentunya petugas-petugas yang pasang tampang sangar. Belum lagi, image ruangan yang kumuh dan sumpek hingga taman-taman yang tidak terawat. Maklum saja, stretiotip itu muncul dari cerita-cerita yang memang selalu menempatkan posisi Lapas pada posisi

Lapas Pemuda Kelas II Tangerang Lakukan Perubahan Image Seram
Hiasi Seluruh Ruang dan Taman, Berdayakan Kemampuan Warga Binaan Lapas Pemuda Kelas II Tangerang Lakukan Perubahan Image Seram   Disebagian Lembaga Pemasyarakatan yang ada di Indonesia, image seram dan angker selalu menghiasi. Batasan atau sekat antara warga binaan dan pekerja Lapas pun terasa kental dalam sistem pergaulan. Namun, suasana itu sama sekali tidak terlihat di Lapas Pemuda Tangerang. Lapas yang berada di kawasan Kecamatan Tangerang ini pun jauh dari kata seram. Seperti apa? KING HENDRO ARIFIN, Tangerang PEKAN lalu, INDOPOS berkesempatan menyambangi Lapas Pemuda Kelas II Tangerang. Sebelum masuk di dalam Lapas, bayangan yang terekam adalah kesan seram, kumuh, wajah-wajah beringas dari para warga binaan dan tentunya petugas-petugas yang pasang tampang sangar. Belum lagi, image ruangan yang kumuh dan sumpek hingga taman-taman yang tidak terawat. Maklum saja, stretiotip itu muncul dari cerita-cerita yang memang selalu menempatkan posisi Lapas pada posisi yang selalu negatif. Namun, kesan itu sirna seketika saat INDOPOS menginjakkan kaki setelah diijinkan masuk dari pintu utama yang terbuat dari kayu tertutup setinggi lima meter. Sebelum bertemu Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Pemuda, INDOPOS disapa ramah oleh para sipir yang bertugas di pintu jaga. Meninggalkan KTP sebagai bukti kunjungan, kedua lengan INDOPOS diberi stempel dan dipersilahkan menuju ke ruangan KPLP, dengan dikawal seorang sipir. “Beginilah kondisi ruangan saya. Tidak besar. Sengaja ditempatkan berdekatan dengan Blok tempat tinggal para warga binaan agar kedetakan dengan warga binaan dapat terasa,” ujar Sukarno Ali, Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan, sembari mempersilahkan INDOPOS duduk. Puluhan pertanyaan pun langsung INDOPOS lontarkan setelah melihat kondisi dalam Lapas Pemuda. Kenapa Lapas ini bersih sekali? Kok bisa taman tertata rapi? Siapa yang mengecat dinding taman? Siapa yang membersihkan lapangan olahraga? Siapa yang membuat grafitty (lukisan dinding) di gedung-gedung dalam Lapas? Kok bisa petugas dan warga binaan terlihat super kompak? Dan banyak lainnya. Sembari tersenyum simpul, pria yang pernah bertugas di Lapas Salemba ini mencoba mengurai satu persatu pertanyaan dengan penjelasan yang rasional. Pria ini mengatakan, image Lapas yang terkesan seram, angker, tidak manusiawi dan bahkan jorok itu harus diubah. Lapas harus menjadi rumah kedua bagi warga binaan. Memanusiakan warga binaan harus dilakukan agar Lapas bisa kondusif dan dapat menghasilkan kegiatan-kegiatan positif untuk warga binaan dan tentunya para sipir yang bekerja. Alasan itu sendiri diurai berdasarkan fakta yang nyata. Jumlah warga binaan di Lapas Pemuda jumlahnya mencapai 2000 jiwa. Sementara petugas Lapas yang bertugas jumlahnya hanya 76 orang. Dengan komposisi jumlah pegawai yang harus menjaga 2000 jiwa warga binaan dengan berbagai karakter, tentunya tidak mudah. Bahkan, gesekan bakal mudah terjadi jika kesan dan konsep pengamanan Lapas yang ditampilkan oleh para petugas, mengarah kepada tindakan fisik atau diistilahkan adu seram. “Jadi disini kami merubah cara pendekatan dengan para warga binaan. Kami sepakat, warga binaan memiliki sisi manusiawi meskipun mereka masuk ke dalam sini karena beragam permasalahan. Pendekatan persuasif lebih kami kedepankan. Tentunya tetap dengan mengedepankan disiplin,” paparnya. Hasil dari pendekatan persuasif yang dilakukan petugas terang Ali, dapat dilihat saat ini. Kebersihan Lapas terjaga, keindahan dalam Lapas lebih enak dilihat mata dan sopan santun antar sesame penghuni Lapas dan juga petugas lebih kerasa kekeluargannya. Klaim Ali tersebut pun tidak semata tanpa fakta. Salah satu yang dapat INDOPOS saksikan adalah lukisan dinding yang dibuat oleh salah satu napi menggunakan metode air brush. Lukisan tersebut memenuhi semua dinding yang menghadap ke taman yang tepat ditengahnya berdiri satu pos pemantau yang dikelilingi taman nan cantik. Gambar dinding tersebut bermotif pemandangan alam dan menambah keindahan taman yang berjajar dengan dinding-dinding ruangan tempat gambar tersebut dibuat. Air brush tersebut dikerjakan oleh napi dengan bermodal cat dan mesin kompresor milik si napi tersebut. (Bersambung) Sumber : indopos.co.id

What's Your Reaction?

like
0
dislike
2
love
2
funny
0
angry
0
sad
0
wow
1