Lapas Watampone Sinergikan Crash Program Dengan Bapas Watampone

Watampone, INFO_PAS - Kondisi overcrowding yang terjadi di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara seluruh Indonesia berdampak pada timbulnya beragam persoalan dan permasalahan yang dapat menghambat pelaksanaan tugas, fungsi, serta pencapaian Pemasyarakatan. Sebuah langkah masif berupa “Crash Progam” pun diambil dimana program ini dilaksanakan melalui penyederhanaan persyaratan administratif terhadap usulan pemberian Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat bagi Anak dan narapidana tindak pidana umum. Selain itu, dilakukan pula penunjukkan Pembimbing Kemasyarakatan (PK) sebagai penjamin dalam hal Anak dan narapidana yang bersangkutan tidak memiliki penjamin .

Mencermati hal tersebut, Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Lapas Watampone, Surianto, melaksanakan audiensi dengan pimpinan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Watampone, Andy Gunawan, Senin (9/12). Dalam pertemuan ini, Surianto menyerahkan 24 daftar nama Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dimana masa pentahapan 2/3 pidana mereka jatuh pada akhir Maret 2020.

Dari 24 nama ini, tujuh diantaranya tidak memiliki penjamin. “Inilah yang kami koordinasikan langsung dengan bapas, apakah nantinya WBP yang tidak memiliki penjamin akan dibuatkan penelitian kemasyarakatan (litmas) lewat Crash Program,” tutur Surianto.

Menanggapi hal itu, Kepala Bapas Watampone, Andy Gunawan, berjanji akan segera menindaklanjuti permintaan litmas tersebut dengan membagi tugas penyelesaian litmas kepada para PK bapas.

"Kami akan speed up mengoptimalkan para PK guna menyelesaikan litmas untuk mencegah bertumpuknya permintaaan data litmas mengingat kami memiliki cakupan wilayah kerja yang cukup luas,” ucap Andy.

Selain itu, ia juga menyatakan siap dan berkomitmen mengimplementasikan Crash Program integrasi sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

Kontributor: Lapas Watampone