LPKA Palu & DP3A Berikan Pendampingan Psikolog pada Anak
Palu, INFO_PAS – Anak pada Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu mengikuti kegiatan pendampingan dan penjangkauan psikologi, Selasa (14/6). Langkah ini merupakan bentuk peningkatan pemenuhan hak dan pelayanan kepada Anak yang dilakukan LPKA Palu bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Palu.
Membuka kegiatan, Kepala LPKA Kelas II Palu Revanda Bangun mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangatlah penting dalam mendukung tumbuh kembang Anak. Dirinya pun mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan kepedulian DP3A Kota Palu yang dipimpin oleh Yudhi Riyani Firman, kepada seluruh Anak yang tanpa pernah lelah.
“Kami semua sangat tersanjung atas kepedulian DP3A Kota Palu kepada LPKA Palu. Kegiatan ini sangat penting dalam peningkatan pembinaan kita kepada mereka, kami berharap ini tidak berhenti. Kalau kami sebagai ayah dari seluruh Anak, maka DP3A Kota Palu adalah ibu dari mereka,” kata Revanda.
Menanggapi hal tersebut, DP3A Kota Palu yang diwakili oleh Sekretaris Dinas, Herlina, mengungkapkan sebagaimana komitmen bersama apa yang menjadi harapan LPKA Palu akan terus ditingkatkan serta dipenuhi. “Apa yang telah menjadi komitmen kita bersama, akan terus kita tingkatkan dan penuhi, kami adalah Ibu bagi mereka semua,” ujar Herlina.
Dalam kunjungannya, Herlina turut didampingi oleh pejabat struktural DP3A Kota Palu, tenaga psikolog, serta Forum Anak Nosarara Nosabatutu Kota Palu. “Kali ini kami diminta pimpinan untuk mengunjungi anak kami disini, menyapa mereka serta akan melakukan asesmen oleh tenaga psikolog yang akan menggali lebih dalam kepribadian setiap Anak, sehingga menghasilkan program pembinaan yang tepat untuk diberikan kepada anak kita,” lanjutnya.
I Putu Ardika selaku tenaga psikolog memulai kegiatan dengan berkenalan secara langsung bersama seluruh Anak, dirinya melakukan diskusi ringan guna mengetahui karakter setiap Anak, kelebihan dan kekurangan, serta memberikan nasihat untuk memberikan ketenangan kepada setiap Anak. “Kita semua tentu mengetahui kekuatan didalam diri kita, kita harus mengerti apa kebutuhan kita, kesukaan kita, dan bermanfaatkah untuk diri kita. Apa yang menjadi kegelisahan Adik semua mesti disalurkan dengan penuh ketenangan, bukan dengan emosi,” terangnya.
Kegiatan berlangsung atraktif, satu persatu Anak mengajukan pertanyaan yang terkadang menghasilkan gelak tawa sesamanya. “Kalau mengingat kisah yang dulu, alangkah lucunya saya saat ini, semoga itu tidak terulang lagi,” ujar salah seorang Anak setelah berdiskusi santai bersama psikolog. (prv)
Kontributor: asr (LPKA Palu)