Membaca untuk Merdeka, Literasi Ubah Wajah Pembinaan di LPKA Palu
Palu, INFO_PAS - Di ruang Pojok Baca Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu, buku-buku kini menjadi jendela harapan bagi Anak Binaan. Program literasi yang dijalankan secara berkelanjutan telah menggeser wajah pembinaan, dari sekadar pembatasan menjadi ruang belajar, refleksi, dan pembentukan karakter, Selasa (16/12).
Melalui kegiatan membaca rutin, diskusi buku, hingga pelatihan menulis, Staf Pendidikan dan Bimbingan Kemasyarakatan, An Nisaa, bersama pegawai magang mengajak Anak Binaan mengenal dunia yang lebih luas. Literasi tidak hanya diposisikan sebagai kegiatan membaca, tetapi sebagai sarana penguatan nilai, pengolahan emosi, dan penumbuhan mimpi tentang masa depan yang lebih baik.
“Literasi adalah jalan kemerdekaan berpikir. Meski secara fisik Anak Binaan masih menjalani pembinaan, pikirannya harus terus diisi dengan ilmu dan wawasan baru melalui bacaan,” ungkap An Nisaa.
Kepala LPKA Palu, Welli, menegaskan bahwa program literasi di Pojok Baca merupakan bagian penting dari pembinaan berbasis pendidikan. Menurutnya, kemampuan membaca dan menulis menjadi fondasi dalam membangun kepercayaan diri, pola pikir positif, serta kesiapan Anak Binaan untuk kembali ke masyarakat.
“Membaca membuka wawasan Anak Binaan. Melalui literasi, mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga belajar membentuk karakter dan cara berpikir yang lebih sehat,” jelas Welli.
Antusiasme Anak Binaan terlihat dari meningkatnya minat baca dan keterlibatan aktif dalam setiap kegiatan literasi. Sejumlah Anak Binaan bahkan mulai menuliskan kisah hidup, puisi, dan gagasan sederhana sebagai bagian dari proses perubahan diri. Kegiatan ini tidak hanya melatih keterampilan, tetapi juga berfungsi sebagai terapi emosional untuk menata ulang masa depan.

Salah satu Anak Binaan, MF, mengungkapkan rasa syukur atas pembinaan yang diterimanya. Ia menilai fasilitas literasi yang tersedia, termasuk koleksi bacaan di Pojok Baca, memberinya ruang untuk terus belajar.
“Saya bersyukur meski sedang menjalani pembinaan, saya tetap bisa membaca buku-buku yang bagus. Lewat membaca, saya merasa punya kesempatan untuk berubah dan belajar berpikir lebih baik,” ungkap MF.
Program literasi di LPKA Palu turut melibatkan berbagai pihak, mulai dari pendidik, relawan, hingga komunitas literasi. Kolaborasi ini memperkaya bahan bacaan sekaligus menghadirkan pendekatan pembelajaran yang ramah anak dan berorientasi pada pemulihan.
LPKA Palu percaya setiap anak berhak atas pendidikan dan kesempatan kedua. “Membaca untuk merdeka” bukan sekadar slogan, melainkan langkah nyata dalam membentuk Anak Binaan yang berdaya, berpengetahuan, dan siap kembali menjadi bagian positif dari masyarakat.
Kontributor: Humas LPKA Palu
What's Your Reaction?


