Membangun Ketahanan Pangan bersama Warga Binaan Rutan Kelas I Semarang

Membangun Ketahanan Pangan bersama Warga Binaan Rutan Kelas I Semarang

Kebutuhan pangan merupakan hak dasar setiap manusia, termasuk bagi mereka yang sedang menjalani masa pidana di Rumah Tahanan Negara (Rutan) dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Dengan jumlah Warga Binaan yang tidak sedikit dan terus meningkat setiap tahunnya, kebutuhan pangan menjadi aspek krusial yang tidak bisa diabaikan dan mendapat perhatian. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata.

Oleh karena itu, hak untuk memperoleh pangan menjadi salah satu hak asasi manusia yang diakui oleh dunia sebagaimana tercantum dalam pasal 25 ayat 1 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Bunyinya: Setiap orang berhak atas tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkannya kekurangan nafkah yang berada di luar kekuasaannya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga memberikan jaminan terhadap hak warga negaranya untuk memperoleh pangan melalui pasal 27 UUD 1945 dan Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

Namun dalam praktiknya, Indonesia menghadapi keterbatasan anggaran, distribusi logistik yang tidak merata, dan infrastruktur dapur yang belum memadai. Hal ini berpotensi menimbulkan ketimpangan pemenuhan hak dasar bagi Warga Binaan dan menciptakan persoalan sosial baru dalam Sistem Pemasyarakatan. Permasalahan pangan mendapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah Indonesia. Untuk mengatasi masalah pangan, Presiden Prabowo Subianto menggagas program ketahanan pangan yang bertujuan mencapai swasembada pangan, meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan, serta memastikan ketersediaan pangan yang cukup untuk seluruh rakyat.

Rutan Kelas I Semarang akan memperkuat kapasitas Warga Binaan melalui pelatihan lanjutan dan pendampingan teknis. Pelatihan ini bertujuan agar keterampilan yang telah diperoleh selama program berjalan dapat terus dikembangkan dan diterapkan secara mandiri oleh Warga Binaan. Selain itu, evaluasi berkala terhadap hasil pertanian akan dilakukan untuk memastikan efektivitas metode yang digunakan serta menemukan peluang inovasi dalam budidaya tanaman dan peternakan yang lebih produktif dan beragam.

Di sisi lain, ketergantungan penuh pada pasokan dari luar juga menjadi tantangan tersendiri, apalagi di tengah krisis pangan global, fluktuasi harga bahan pokok, dan ancaman perubahan iklim. Oleh karena itu, penting bagi Lapas dan Rutan untuk mulai membangun kemandirian pangan dari dalam intansi. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan pertanian dan peternakan yang memberdayakan Warga Binaan.

Langkah tersebut tidak hanya menjawab kebutuhan logistik secara langsung, tetapi juga merupakan bentuk pembinaan yang produktif, manusiawi, dan berorientasi jangka panjang. Menjadikan Lapas dan Rutan sebagai bagian dari ekosistem ketahanan pangan nasional adalah langkah progresif yang perlu didukung semua pihak demi menjamin hak dasar Warga Binaan sekaligus memperkuat ketahanan bangsa secara menyeluruh.

Di tengah tantangan nasional terkait ketahanan pangan, kita harus mulai bergerak mencari solusi inovatif, termasuk institusi Pemasyarakatan. Rutan Kelas I Semarang menjadi salah satu contoh posiitif dalam mendukung ketahanan pangan melalui kegiatan pertanian dan peternakan sekaligus wujud nyata 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.

Kegiatan pertanian dan peternakan yang dilakukan di Rutan Kelas I Semarang bukan hanya sebagai rutinitas harian Warga Binaan, melainkan bagian dari program pembinaan kemandirian. Lahan-lahan kosong di sekitar Rutan dimanfaatkan secara optimal untuk pertanian dan peternakan. Hasilnya tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan pangan internal Rutan, tapi juga berpotensi menyumbang pasokan pangan lokal.

Program ini merupakan bagian dari langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan terutama dalam lingkup Pemasyarakatan. Dengan melibatkan Warga Binaan secara aktif dalam kegiatan ini, Rutan Kelas I Semarang tidak hanya sebagai program ketahanan pangan, tetapi juga memberikan keterampilan praktis yang sangat berharga bagi mereka ketika bebas nanti. Lebih dari itu, kegiatan ini mencerminkan semangat 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya dalam memperkuat pembinaan yang berbasis produktivitas dan pemberdayaan. Arah kebijakan ini tidak lagi sekadar menciptakan Lapas dan Rutan sebagai tempat menjalani masa pidana, tetapi menjadi pusat rehabilitasi sosial dan ekonomi.

Beberapa tanaman yang dibudayakan adalah kacang panjang, terong, singkong, dan sejenisnya. Kegiatan ini melibatkan Warga Binaan secara aktif dalam proses penanaman, perawatan, hingga panen sayuran. Dari hasil tersebut dapat memenuhi kebutuhan ketersediaan bahan pangan yang ada. Kegiatan panen diikuti Warga Binaan yang terlibat dalam proses pertanian dan petenakan, serta didampingi beberapa petugas Rutan Kelas 1 Semarang.

Kolaborasi dengan instansi terkait, seperti dinas pertanian, diharapkan memperoleh dukungan teknis, bibit unggul, dan akses pasar untuk hasil pertanian Warga Binaan. Selain untuk mendukung ketahanan pangan internal Rutan, kolaborasi ini juga membuka peluang bagi Warga Binaan untuk mendapatkan pengakuan atas hasil kerja mereka dan memperluas jejaring ketika mereka kembali ke masyarakat. Sebagai catatan, program ini pantas diapresiasi dan dijadikan percontohan nasional. Hasil kegiatan akan didokumentasikan dan dipublikasikan sebagai bentuk transparansi dan ajakan partisipasi publik.

Dengan hasil pertanian dan peternakan yang nyata, serta dukungan penuh dari petugas rutan, kegiatan ini menjadi wujud transformasi nyata di balik jeruji besi. Rutan Kelas I Semarang membuktikan institusi Pemasyarakatan bisa menjadi bagian penting dalam agenda besar bangsa ketahanan pangan nasional.

 

 

Penulis : Candy Aulia Sasmita (Rutan Kelas I Semarang)

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0