Momentum Hari Literasi, Lapas Wahai Dorong Warga Binaan Jadi Pegiat Buku

Wahai, INFO_PAS - Hari Literasi Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 September menjadi momentum penting bagi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai untuk terus mendorong Warga Binaan menjadi pegiat buku. Hal ini terlihat dari monitoring fasilitas perpustakaan di 'Beranda MESRA' Lapas, Senin (8/9).
Kepala Lapas Wahai Tersih Victor Noya, mengatakan ketersediaan perpustakaan yang diresmikan akhir Februari lalu itu merupakan bentuk pembinaan kepribadian bagi Warga Binaan untuk meningkatkan kecerdasan intelektual. "Kami ingin Warga Binaan menjadi pegiat buku, yaitu pembaca buku yang aktif meningkatkan minat bacanya sehingga menambah ilmu dan pengetahuan untuk diterapkan, baik selama menjalani masa pembinaan maupun saat sudah bebas nanti," harapnya.
Dikatakan Tersih, literasi merupakan elemen penting dalam proses pembinaan. “Pembinaan literasi merupakan bagian integral dari pendidikan sepanjang hayat. Peringatan hari literasi secara global hari ini merupakan bentuk peningkatan kesadaran kita akan pentingnya kemampuan berliterasi dalam membangun individu yang berilmu-pengetahuan. Khususnya dalam konteks pembinaan Pemasyarakatan, kami berkomitmen menciptakan lingkungan yang edukatif dan produktif bagi Warga Binaan,” tegasnya.
Tersih juga mengatakan manfaat literasi bagi Warga Binaan tidak hanya untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan, pembinaan karakter, serta persiapan reintegrasi sosial. "Kami menyediakan perpustakaan sebagai bentuk pemenuhan hak Narapidana sesuai Pasal 9 Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan di mana negara menjamin hak Narapidana untuk mendapatkan pendidikan dan bahan bacaan yang pemenuhannya dapat ditingkatkan melalui program literasi," terangnya.
Untuk, Tersih berharap jajaran petugas dapat berperan sebagai pendidik dan pembina yang memberi contoh, membangkitkan semangat, dan memberikan dorongan bagi Warga Binaan. "Alhamdulillah, puji tuhan, beberapa waktu lalu kami juga telah dihubungi Dinas Perpustakaan Kabupaten Maluku Tengah yang tengah melakukan inventarisasi perpustakaan se-kabupaten untuk rencana bantuan buku dan lemari perpustakaan. Ini adalah peran serta instansi terkait yang juga mendukung program pembinaan di Lapas Wahai," tuturnya.
Sementara itu, salah satu staf pembinaan selaku pengelola perpustakaan, Frans Tepal, akan terus mendorong Warga Binaan untuk memanfaatkan perpustakaan yang telah disediakan. "Program literasi merupakan bagian dari Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana (SPPN) sebagai instrumen untuk mengukur dan menilai keberhasilan program pembinaan terhadap Narapidana, seperti pengusulan hak-hak remisi dan reintegrasi," jelasnya.
Setiap harinya, rata-rata 10 Warga Binaan Lapas Wahai mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku dengan berbagai tema, seperti pengetahuan umum, religi, dan kemandirian. Perpustakaan terbukti memberi kesempatan bagi Warga Binaan untuk belajar serta mengembangkan minat baca dan pengetahuan. "Siapa yang sering membaca akan dinilai positif dalam SPPN sebagai bentuk perubahan perilaku," tegas Frans.
Salah satu Warga Binaan, AL, mengatakan ketersediaan perpustakaan Lapas sangat berdampak positif baginya selama menjalani masa pidana. "Banyak manfaat dari semua buku yang telah disediakan pihak Lapas. Selain menambah ilmu, juga mengisi waktu dengan hal positif. Saya bisa belajar Al-Qur’an dan buku islami. Saya juga bisa membaca buku keterampilan yang bisa bermanfaat saat saya sudah bebas," ungkapnya.
Hal senada disampaikan AB, Warga Binaan lainnya. “Saya senang bisa belajar keterampilan melalui buku-buku yang disediakan. Kebetulan saya menekuni bidang pertanian. Jadi, yang saya baca saat ini adalah buku-buku tentang budidaya. Ilmu ini sangat bermanfaat dan bisa saya terapkan ketika kembali ke masyarakat nanti,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, turut memberikan apresiasinya. "Kami salut kepada Lapas Wahai yang selalu membuat langkah positif dan jeli terhadap perkembangan informasi. Ini adalah langkah strategis dalam mendorong transformasi positif dan memperkuat kapasitas intelektual setiap individu binaan di dalamnya di mana program literasi ini merupakan bagian dari strategi pembinaan menyeluruh," pujinya.
Momentum Hari Literasi Sedunia yang dimanfaatkan Lapas Wahai untuk terus mendorong minat baca Warga Binaan merupakan komitmen nyata dalam membangun ekosistem literasi di dalam tembok penjara yang inklusif dan kreatif dalam memanusiakan manusia menuju reintegrasi sosial. (IR)
Kontributor: Lapas Wahai
What's Your Reaction?






