Napi Wanita di Kupang Dilatih Menenun

KUPANG - "Kami tidak minta uang kepada Gubernur NTT. Kami hanya minta alat dan instruktur yang bisa mengajarkan proses tenun ikat kepada para narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) Wanita Kelas III Kupang. Dan akhirnya harapan kami terjawab hari ini. Kami mendapat bantuan 20 peralatan dan perlengkapan tenun ikat dari Disperindag NTT." Demikian Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Wanita Kupang, Alfrida, SH, MH, sebelum membuka pelatihan industri kecil tenun di Kota Kupang di Lapas Kupang, Senin (28/9/2015). Menurut Afrida, bulan April 2015 lalu, sudah ada pelatihan menenun kerja sama lapas wanita dengan Ny. Dorce dari Ina Ndao, yang melatih 10 WBP. Namun pelatihan awal itu belum maksimal dilakukan karena masih kendala ketersediaan alat tenun. Karenanya, dia mengajukan proposal kepada Gubernur NTT untuk meminta bantuan alat tenun dan instruktur agar kegiatan menenun bisa terus dilakukan oleh para WBP setempat. Alfrida mengakui, dalam pelatih

Napi Wanita di Kupang Dilatih Menenun
KUPANG - "Kami tidak minta uang kepada Gubernur NTT. Kami hanya minta alat dan instruktur yang bisa mengajarkan proses tenun ikat kepada para narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) Wanita Kelas III Kupang. Dan akhirnya harapan kami terjawab hari ini. Kami mendapat bantuan 20 peralatan dan perlengkapan tenun ikat dari Disperindag NTT." Demikian Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Wanita Kupang, Alfrida, SH, MH, sebelum membuka pelatihan industri kecil tenun di Kota Kupang di Lapas Kupang, Senin (28/9/2015). Menurut Afrida, bulan April 2015 lalu, sudah ada pelatihan menenun kerja sama lapas wanita dengan Ny. Dorce dari Ina Ndao, yang melatih 10 WBP. Namun pelatihan awal itu belum maksimal dilakukan karena masih kendala ketersediaan alat tenun. Karenanya, dia mengajukan proposal kepada Gubernur NTT untuk meminta bantuan alat tenun dan instruktur agar kegiatan menenun bisa terus dilakukan oleh para WBP setempat. Alfrida mengakui, dalam pelatihan dulu itu, setiap WBP hanya mengetahui sebagian saja dari proses menenun. Satu orang mengerjakan satu proses. Tapi kali ini setiap peserta akan dilatih proses tenun dari awal hingga akhir. "Dengan mengetahui dan mengerjakan setiap tahapan dan proses menenun maka setiap peserta akan bisa mengusai teknik menenun dengan utuh dan baik," kata Alfrida. Kepala Disperindag NTT, Drs. Bruno Kupok melalui Kepala Bidang Industri KecilDisperindag NTT, Drs. Bernad Haning mengatakan, pihaknya kan terus mendorong peningkatan pelatihan tenun ikat untuk WBP di Lapas Wanita. "Harapan kami, jika mereka keluar dari tempat ini, ada ketrampilan yang sudah mereka miliki. Dan ketrampilan itu bisa mereka kerjakan dan kembangkan untuk membantu perekonomian bagi diri sendiri, keluarga dan orang lain," kata Bernad. Dorce, dari Tenun Ikat Ina Ndao, memastikan setiap peserta akan mendapat pengajaran seluruh proses menentun dari mewarnai benang, memintal benang, mengikat hingga menenun. Para WBP diantaranya, Djatriana Aket (56), Naomi Siokain (53) dan Antonia Tsu (39) mengatakan sangat senang bisa mengikuti pelatihan tenun ikat itu. "Beberapa bulan lagi saya bebas, dan saya saya bisa tahu proses menenun dari awal sampai akhir. Kami juga berharap jika keluar nanti, pemeirntah memberikan alat tenun untuk kami bawa pulang," kata Djatriana dibenarkan Naomi dan Antonia. (vel) sumber:http://kupang.tribunnews.com/

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0