Barelang - Ada yang unik dengan kegiatan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Barelang. Para narapidana alias napi dididik untuk mengembangkan berbagai kreatifitas, salah satunya adalah bertani dan berkebun. Dan hebatnya, walau baru setahun berjalan, para napi sudah mampu menghasilkan 4 ton cabai dan 4, 5 ton terong.
Kebun ini terletak di belakang blok-blok kamar napi. Dari bagian tengah Lapas, kebun ini sama sekali tidak terlihat dan seolah tidak ada. Ketika pintu dibuka, beberapa narapidana sedang sibuk bekerja di kebun. Suhaimi, 43, narapidana kasus Perlindungan Anak (PA) terlihat mengambil keranjang dan menuju ke kebun terong untuk memanen terong yang sudah berwarna ungu. Sedangkan beberapa tahanan lainnya bertugas menyirami tanaman dan mencabuti rumput liar yang tumbuh.
Sudah hampir enam bulan terong itu panen dan terdapat sekitar 1000 batang terong ang siap panen. Tentunya berkat usaha Suhaimi yang rutin merawat terong tersebut dengan bimbingan petugas lapas. Suhaimi mengaku sangat senang dengan kegiatannya berkebun karena tidak terasa sedang dalam masa tahanan. Ia pun mendapat gaji dari hasil berjualan terong.
Ia pelan-pelan mengetahui bagaimana cara bertani dan kelak saat ia sudah bebas akan menjadi seorang petani. Suhaimi juga sudah mempunyai modal untuk bertani, yaitu pengetahuan. Pria yang tidak pernah mengecap pendidikan ini bersyukur karena ditunjuk untuk bekerja di kebun tersebut. Dengan begitu, ia mendapat pengetahuan bagaimana cara berkebun dan bertani.
Selain terong, lahan seluas 700 meter persegi itu sedang ditanam sawi, dan kacang panjang. Sementara cabai dalam masa pembibitan. Dalam hitungan minggu sawi sudah dapat dipanen, dan hasil panen akan dijual ke pasar. Hasilnya akan dibagi kepada narapidana yang bekerja di kebun itu.
Ide berkebun ini sendiri merupakan inisiatif dari kepala Lapas Barelang Farhan Hidayat. setelah ia mengetahui ada lahan yang tidak terpakai, ia kemudian memulai usahanya dengan modal awal Rp 25 juta. Farhan mengajak petani sayur dari pulau Setokok untuk membimbing para napi. Sebagai permulaan mereka menanam cabai dan ternyata berhasil. Bahkan saat panen raya sekali panen, hampir satu ton.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan berkebunini bukan untuk mencari untung, namun ini adalah bentuk dari pembinaan terhadap anak binaan. Para napi bekerja mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Menurut data, dalam 1, 5 tahun ini kebun yang digarap napi sudah menghasilkan 4 ton, dan terong 4,5 ton. Kalau cabai rata-rata kita jual di harga Rp 12-13 ribu. Kalau terong itu stabil, tetap di harga Rp 5-6 ribu per kilonya.
Jika dihitung, maka total hasil penjualan sudah mencapai Rp 52 juta rupiah untuk cabai, sementara dari terong sekitar 22 juta. Bahkan, dari hasil penjualan ini Lapas Barelang juga menyetorkan untuk negara yakni berupa PNBP sebesar Rp 15 juta. Dan sisanya untuk modal, dan gaji narapidana yang bekerja di sana. Petugas lapas pun juga mendapat pengetahuan dari buku-buku dan internet. Dan ternyata, lapas Barelang juga membuka peternakan ayam kecil-kecilan dengan jumlah ayam sekitar 1000 ekor. Ada juga kegiatan lain dalam bidang kerajinan tangan.
Dari suatu hal kecil dapat menjadi sesuatu yang besar dan berharga walau hanyalah hal sederhana. Seperti kegiatan bertani dan berkebun yang merupakan pekerjaan sederhana namun dapat menghasilkan hasil yang besar. Ilmu juga dapat didapatkan dimana saja, di dalam lapas sekalipun.(Galih)
Sumber : HarianBernas.com