Narapidana Lapas Pekanbaru Produksi 25.000 Sandal Hotel
Pekanbaru, (Antara) - Warga binaan atau narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pekanbaru, Provinsi Riau, kini memproduksi 25.000 sandal hotel yang kualitasnya sudah diakui oleh pengusaha perhotelan lokal.
"Kami mendapat pesanan dari beberapa hotel besar di Riau," kata Kepala Lapas Pekanbaru, Dadi Mulyadi, di Pekanbaru, Jumat.
Menurut dia, permintaan 25.000 sandal hotel ini datang dari dua hotel berbintang di Pekanbaru dan Kabupaten Kampar. Salah satunya adalah Hotel Labersa, yaitu hotel berbintang lima yang secara khusus memesan 15.000 sandal hotel.
Sementara masih banyak hotel di Pekanbaru. Bukan tidak mungkin semua kebutuhan sandal mereka itu diproduksi oleh lapas.
"Produksi kita berkualitas, dan murah," katanya.
Ia mengatakan warga binaan Lapas Pekanbaru kini boleh bangga karena sudah dipercaya hotel berbintang di Pekanbaru untuk melayani pesanan sandal hotel.
"Ini sebuah bentuk apresiasi yang positif dari warga masyarakat bagi warga binaan
Pekanbaru, (Antara) - Warga binaan atau narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pekanbaru, Provinsi Riau, kini memproduksi 25.000 sandal hotel yang kualitasnya sudah diakui oleh pengusaha perhotelan lokal.
"Kami mendapat pesanan dari beberapa hotel besar di Riau," kata Kepala Lapas Pekanbaru, Dadi Mulyadi, di Pekanbaru, Jumat.
Menurut dia, permintaan 25.000 sandal hotel ini datang dari dua hotel berbintang di Pekanbaru dan Kabupaten Kampar. Salah satunya adalah Hotel Labersa, yaitu hotel berbintang lima yang secara khusus memesan 15.000 sandal hotel.
Sementara masih banyak hotel di Pekanbaru. Bukan tidak mungkin semua kebutuhan sandal mereka itu diproduksi oleh lapas.
"Produksi kita berkualitas, dan murah," katanya.
Ia mengatakan warga binaan Lapas Pekanbaru kini boleh bangga karena sudah dipercaya hotel berbintang di Pekanbaru untuk melayani pesanan sandal hotel.
"Ini sebuah bentuk apresiasi yang positif dari warga masyarakat bagi warga binaan lapas karena walau dalam masa hukuman, tetap bisa berkarya menghasilkan produk yang bermanfaat," ujarnya.
Karena itu pihaknya berharap, agar pemerintah kota secara langsung bisa membantu juga pemasaran karya warga binaan ini.
"Kalau bisa semua hotel menggunakan produk sandal kami," harapnya.
Kasubsi Kegiatan Kerja Lapas Pekanbaru, Harles Marbun, menjelaskan bahwa ada 22 pria warga Lapas yang kini bekerja membuat sendal hotel tersebut. "Mereka diupah sesuai produktifitas," katanya.
Namun, ia mengatakan upah untuk narapidana tidak dibayarkan tunai, akan tetapi disetor kedalam buku tabungan yang dimiliki pekerja. Tujuannya agar penghasilan tersebut akan bisa bermanfaat untuk membantu kebutuhan warga binaan di rumah, atau bahkan untuk modal yang bisa digunakan setelah keluar dari di Lapas.
Ia mengatakan para narapidana mendapat pelatihan untuk membuat sandal hotel. Harga jual sandal produksi Lapas dibandrol Rp3.500 hingga Rp4.500 per pasang.
Ia menambahkan, warga binaan juga memiliki keterampilan lainnya, yakni kerajinan kain songket untuk pria. Pembuatan kain songket ini menggunakan metode tradisional, yakni dengan tujuh alat tenun bukan mesin (ATBM). Warga lapas bisa menyelesaikan satu songket dengan waktu sepekan.
"Sehelai sarung samping bisa dihargai hingga Rp1 juta," katanya.
Sumber : antarariau.com