Rutan Idi “Sembunyikan” Karya Seni Bernilai Puluhan Juta Rupiah

Idi – “Hidup tanpa seni itu kering, hidup dengan agama membuat kita terarah, hidup dengan ilmu membuat kita mudah dan hidup dengan seni membuat kita indah”. Siapa sangka, dibalik dinginnya jeruji besi ternyata tersembunyi bakat seni luar biasa yang bisa digunakan untuk menghidupkan keluarga serta anak-anak warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Cabang Idi, Aceh Timur. Setidaknya itulah yang diperlihatkan para narapidana di Rutan Idi. Nasib telah membuat mereka harus mendekam disini dengan masa tahanan yang bervariasi diantara satu dengan yang lain. Putusan hakim telah membuat mereka harus meringkuk dibalik jeruji besi dan dikelilingi oleh tembok beton. Sampai – sampai diselimuti kesepian setiap saat karena harus terpisah dengan keluarga. Semua itu karena nasib. Ya, karena nasib telah membawa mereka kemari. Tapi, meskipun raga mereka ada dibalik jeruji besi, tapi tangan mereka tidak. Dan dengan tangan itulah para narapidana di Rutan Idi berhasil melahirk

Rutan Idi “Sembunyikan” Karya Seni Bernilai Puluhan Juta Rupiah
Idi – “Hidup tanpa seni itu kering, hidup dengan agama membuat kita terarah, hidup dengan ilmu membuat kita mudah dan hidup dengan seni membuat kita indah”. Siapa sangka, dibalik dinginnya jeruji besi ternyata tersembunyi bakat seni luar biasa yang bisa digunakan untuk menghidupkan keluarga serta anak-anak warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Cabang Idi, Aceh Timur. Setidaknya itulah yang diperlihatkan para narapidana di Rutan Idi. Nasib telah membuat mereka harus mendekam disini dengan masa tahanan yang bervariasi diantara satu dengan yang lain. Putusan hakim telah membuat mereka harus meringkuk dibalik jeruji besi dan dikelilingi oleh tembok beton. Sampai – sampai diselimuti kesepian setiap saat karena harus terpisah dengan keluarga. Semua itu karena nasib. Ya, karena nasib telah membawa mereka kemari. Tapi, meskipun raga mereka ada dibalik jeruji besi, tapi tangan mereka tidak. Dan dengan tangan itulah para narapidana di Rutan Idi berhasil melahirkan karya – karya yang amat sangat indah dipandang mata. Bahkan hasil karya tangan mereka telah dipamerkan di beberapa stand – stand pameran dan berhasil pula dipasarkan keluar daerah dengan harga yang bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Hal ini tentu membuat para narapidana di Rutan Idi bangga, karena mereka bisa membantu menafkahi keluarga yang ditinggalkan. Serta mereka bisa membuktikan bahwa, “cap penjahat” karena status narapidana yang mereka semat tidak selamanya merugikan orang lain. Mereka bisa membuktikan bahwa mereka masih berguna bagi keluarga mereka sendiri khususnya. [caption id="attachment_34416" align="alignright" width="300"](Foto: Zamzami Ali) (Foto: Zamzami Ali)[/caption] Kebetulan, wartawan Klikkabar.com beberapa waktu yang lalu berkesempatan mengunjungi Rutan Idi untuk melihat hasil karya seni yang ada di dalamnya. Kedatangan kami di terima langsung oleh Kepala Rutan Idi, Yusnaidi, SH. Pak Yus, begitu ia akrab disapa, langsung mengajak kami menuju ke tempat kerajinan tangan warga binaan yang beratap tenda biru. Ternyata dengan bahan baku bambu, tali nilon, serta batok biji sawit, warga binaan telah dapat menghasilkan berbagai macam karya seni, antara lain souvenir kapal perahu layar, gantungan kunci, pengikat batu cincin, dan lain-lain. “Keberhasilan yang di capai saat ini di Rutan Idi berkat semua dukungan pegawai yang ada di Lapas Idi. Ini semua adalah salah satu cara untuk mengusir rasa bosan warga binaan dalam menunggu perjalanan masa hukuman yang dijalaninya. Jadi bila ada kegiatan yang dilakukan, saya melihat sepertinya warga binaan sepertinya telah mendapat sebuah ketenangan jiwa dan menjalin kekompakan untuk saling berbagi keahliaan sesama warga binaan,” kata Yusnaidi. [caption id="attachment_34415" align="alignleft" width="300"](Foto: Zamzami Ali) (Foto: Zamzami Ali)[/caption] Menurut penuturan Yusnaidi, hal ini dimulai tahun 2013 lalu ketika para narapidana diberikan pelatihan keterampilan. Seterusnya, setahun kemudian di tahun 2014 para narapidana mulai mampu membuat dan memproduksinya sendiri. “Hal ini akan terus kita kembangkan secara berkelanjutan, mengingat sangat besar dampak positif yang dirasakan oleh para narapidana,” pungkas Yusnaidi. Salah seorang warga binaan, Saiful Usman (40tahun) mengatakan, meskipun di bui, tidak menjadi penghalang untuk membuat mereka tetap berkarya. Apalagi bisa membuat mereka mendapatkan penghasilan dari karya-karya yang berhasil mereka jual. Hal inilah yang menginspirasi sejumlah narapidana Rutan Idi, Kabupaten Aceh Timur untuk membuat berbagai kerajinan tangan yang tentunya bisa menambah penghasilan. “Bahkan kami sampai tidak sempat memikirkan bagaimana caranya untuk melarikan diri dari sini,” ujarnya sambil diiringi gelak tawa dari warga binaan lainnya serta sejumlah Pegawai Rutan Idi yang menemani kami. Saat ini, pihak Rutan Idi bersama para napi telah mempersiapkan diri untuk mempromosikan kerajinan seni tangan hasil kreativitas mereka di event Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) yang akan datang. Sumber : klikkabar.com      

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0