Siaga COVID-19, Ombudsman RI Beri Apresiasi Pemasyarakatan

Siaga COVID-19, Ombudsman RI Beri Apresiasi Pemasyarakatan

Jakarta, INFO_PAS - Langkah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) dalam kesiapsiagaan dan kewaspadaan penyebaran Virus Korona atau Coronavirus Disease (COVID-19) menuai apresiasi dan pujian Ombudsman Republik Indonesia (ORI). Hal tersebut diungkapkan anggota ORI, Adrianus Meliala, dalam kunjungannya ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Pondok Bambu dan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIA Jakarta, Kamis (19/3).

“Kami senang sekali dan apresiasi, dalam waktu yang cepat, anggaran dan sumber daya manusia yang terbatas sudah ada yang dilakukan. Ada sarana prasarana (sarpras) untuk cuci tangan, sosialisasi, layanan video call dan wartel khusus. Tolong dibuat konsisten. We have to be prepared for the worst,” ujar Adrianus di hadapan awak media.

Kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan petugas Pemasyarakatan menjadi perhatian khusus Adrianus. Kunjungannya kali ini juga untuk memastikan agar pelayanan publik tetap berjalan.

“Obat korona belum ada. Daya tahan tubuh WBP dan petugas harus dijaga. Cukup tidur dan tidak stress. Kalau di luar (lapas/rutan) kita masih punya pilihan work from home misalnya. Bagaimana dengan petugas dan WBP?” tambah Adrian.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Nugroho, terus memastikan ketersediaan sarpras kesehatan. Ia juga meminta agar fasilitas layanan kunjungan video call dan wartel khusus sebagai imbas pembatasan kunjungan ditambah dan dimaksimalkan. Ia juga memerintahkan untuk melakukan refocusing anggaran dan memanfaatkan corporate social responsibility (CSR) untuk kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap virus korona.

“Kita pastikan ada wastafel, air mengalir, sabun cuci tangan mulai dari depan hingga dalam blok hunian. Pada saat yang sama petugas juga harus mengamankan diri. Cuci tangan, cek suhu, alat perlindungan diri dan tidak bersalaman menjadi kunci. Semuanya demi nyawa, apapun kita lakukan,” ujar Nugroho.

Nugroho juga meminta agar petugas dan WBP yang sedang sakit agar diberi perhatian khusus. Sedangkan bagi warga binaan atau petugas yang menjadi ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam pengawasan) atau suspect korona agar dirahasiakan identitasnya.

“Kalau ada WBP yang demam sedikit atau flu, kita beri perhatian dan layani agar sehat. Orang yang kondisinya tidak sehat rentan terkena (virus korona). Petugas juga perlu menyelamatkan diri karena berpengaruh kepada keluarga tapi jangan pura-pura sakit. Jika ada yang terkena identitasnya dirahasiakan. WBP sudah sengsara, cukup yang berkepentingan yang tahu,” ujar Nugroho. 

Di akhir kunjungan, Nugroho juga mengungkapkan bahwa jajaran pimpinan tinggi Pemasyarakatan tengah meninjau kesiapsiagaan lapas/rutan terutama di wilayah zona merah.

“Sejak minggu sudah tersebar (pimpinan) masuk ke zona merah terutama yang oleh pemerintah daerah dan BNPB melalui BPBD dinyatakan sebagai zona merah. Ada yang ke wilayah Banten, Bekasi dan sekitarnya, Cirebon hingga Solo dan Daerah Istimewa Yogyakarta,” ungkap Nugroho.  KDZ/PRV

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0