Straight to the Points, Pesan Kunci Jawab Komunikasi Krisis Pemasyarakatan

Jakarta, INFO_PAS – Hari kedua pelaksanaan Pembentukkan Agen Informasi dan Publikasi Pemasyarakatan “Manajemen Komunikasi Krisis Pemasyarakatan,” Kami (7/9) menghadirkan News Anchor TV One, Chacha Annisa, sebagai narasumber. Ia memaparkan materi bagaimana menjawab pesan kunci komunikasi krisis Pemasyarakatan.

“Straight to the points, langsung ke pesan kuncinya. Tidak bertele-tele. Fokus kepada pertanyaan,” tegas Chacha.

Ia juga menjelaskan tips and tricks dalam menjawab pertanyaan dari media saat terjadinya komunikasi krisis, khususnya di lingkungan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan. “How to answer the questions from a reporter without messing up. Para Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) dan Kepala UPT dituntut untuk bisa tenang, cermat, dan teliti dalam menjawab pertanyaan dari media,” tambah Chacha.

Host program “Apa Kabar Indonesia Malam” ini pun mendorong para Kadivpas dan Kepala UPT Pemasyarakatan untuk melakukan perencanaan dalam memberikan keterangan kepada media saat terjadinya komunikasi krisis Pemasyarakatan. “Pertama, ambil kendali (maintenance control). Kemudian, katakan yang sebenarnya (tell the truth). Interview media bukanlah percakapan (no conversations with media. Terakhir adalah susun pola jawaban yang baik (arranging and bridging will make a good statements),” urai Chacha.

Semantara itu, Konsultan Media sekaligus Country Director of Search for Common Ground, Bahrul Wicaksana, menjelaskan bagaimana membangun dan melaksanakan manajemen komunikasi krisis Pemasyarakatan dengan melakukan deteksi, pencegahan, dan persiapan krisis yang akan terjadi. “Langkah yang tepat saat terjadi komunikasi krisis adalah dengan mengumpulkan data dan fakta di lapangan, melaksanakan self-assement, serta lakukan koordinasi dan sinergi dengan stakeholder terkait,” jelasnya.

Bahrul juga menjelaskan komunikasi krisis perlu dibangun untuk mencegah dampak yang lebih besar ketika hal tersebut ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. “Dampak yang sering muncul adalah public distrust, financial effect, dan tentunya communication crisis,” ucapnya. (O2)