Tikar Karya Narapidana Lapas Cilacap dan Lapas Purwokerto Tembus Pasar Ekspor Mancanegara

Cilacap, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIB Cilacap berhasil mengantarkan produk kerajinan tikar hasil karya Warga Binaan ke pasar internasional. Hal ini terbukti melalui pelepasan ekspor tikar yang berbahan dasar daun pandan ini diproduksi oleh Narapidana Lapas Cilacap melalui program pembinaan kemandirian bekerja sama dengan CV.Rajasa Mas Jaya Cilacap, Rabu (20/8). Langkah ini tidak hanya memberikan nilai tambah secara ekonomi, tetapi juga menjadi bukti nyata pembinaan di Lapas mampu menghasilkan produk berkualitas yang dapat bersaing di pasar internasional.
Kepala Subseksi Pembinaan dan Kegiatan Kerja, Nanda Hakiki, mengatakan keberhasilan menghantarkan kerajinan tikar daun pandan ke pasar ekspor, khususnya Hongkong dan Cina, menjadi kebanggaan tersendiri sekaligus motivasi bagi Warga Binaan untuk terus berkarya. “Ekspor sebanyak 7.000 tikar daun pandan ini adalah bukti sinergi yang sangat baik antara Lapas, pemerintah daerah, dan masyarakat, dalam hal ini CV. Rajasa Mas. Di sini, negara dan masyarakat hadir tidak hanya memberikan pembinaan ala kadarnya, tetapi juga memberi kesempatan Warga Binaan untuk berkembang melalui program pembinaan kemandirian untuk membentuk insan tangguh yang produktif dan hasilkan produk unggulan berkualitas baik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Lapas (Kalapas) Cilacap, Efendi Johan, memberi apresiasi atas capaian ini. Ia menegaskan langkah ini merupakan implementasi salah satu dari 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya terkait penguatan dan peningkatan pendayagunaan Warga Binaan untuk menghasilkan produk UMKM berkualitas.
"Dengan ini kami ingin menepis keraguan tentang anggapan negatif terhadap Lapas dan Narapidana yang berkembang di masyarakat. Dari balik jeruji, kami juga bisa lahirkan hal-hal positif, karya-karya berkualitas, bahkan dapat bersaing tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga menembus pasar ekspor," tutur Dedi.
Melalui capaian ini, dukungan Integrasi kepada Warga Binaan untuk menjadi pribadi mandiri dari seluruh elemen masyarakat makin menguat. Diharapkan makin banyak karya Warga Binaan berkualitas dengan nilai ekonomis yang tinggi dapat berbicara banyak di pasar persaingan tidak hanya dalam negeri tetapi juga menjakau hingga pasar global.
Tak hanya Lapas Cilacap, Lapas Purwokerto juga berhasil mengantarkan produk hasil karya Warga Binaan ke pasar internasional bekerja sama dengan CV Rajasa Mas Jaya Cilacap. Produk tikar daun pandan ini merupakan bagian dari program pembinaan keterampilan yang bertujuan membekali Warga Binaan dengan kemampuan wirausaha dan kemandirian ekonomi pascabebas.
Kalapas Purwokerto, Aliandra Harahap, menyampaikan apresiasi atas capaian ini. “Ekspor tikar daun pandan ini adalah bukti nyata karya Warga Binaan memiliki daya saing. Pembinaan di Lapas bukan sekadar pembatasan, tetapi juga pemberdayaan untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan implementasi salah satu dari 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya terkait peningkatan produktivitas Warga Binaan melalui kemitraan dengan pihak ketiga. Langkah ini sejalan dengan 21 Arahan Direktur Jenderal Pemasyarakatan, yakni mewujudkan Pemasyarakatan produktif dan bernilai ekonomi melalui program pembinaan berbasis karya nyata.
“Sangat luar biasa dengan produktivitas Warga Binaan bisa membantu kami dalam pembuatan tikar daun pandan. Dengan pelatihan yang sangat minim, tetapi mereka dapat membuat sesuai apa yang kami harapkan. Hal ini sungguh mengejutkan kami semua,” puji Amalia, salah satu tim CV Rajasa Mas Jaya.
Melalui capaian ini, diharapkan makin banyak karya Warga Binaan yang tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga mampu mendukung reintegrasi sosial dan meningkatkan citra positif Pemasyarakatan. (IR)
Kontributor: Lapas Cilacap, Lapas Purwokerto
What's Your Reaction?






