Tingkatkan Minat Baca Warga Binaan, Lapas Wahai Terapkan Sistem Klasifikasi DDC untuk 100 Buku Bantuan
Wahai, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai menerima 100 eksemplar bantuan buku bacaan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI untuk memperkaya koleksi perpustakaan dan meningkatkan minat baca Warga Binaan, Kamis (27/11). Bantuan buku beragam yang mencakup keagamaan, keterampilan, pengetahuan umum, dan fiksi ini diterima secara simbolis oleh Kepala Urusan Tata Usaha, Abdul Azis, di area portir untuk ditandatangani Berita Acara Serah Terima nomor : 52163/4.2/PLK.03.07/XI.2025 tentang Bantuan Buku untuk Perpustakaan Lapas/ Rutan.
Azis mengapresiasi bantuan tersebut sebagai langkah strategis dalam mendukung program pembinaan dan reintegrasi sosial Warga Binaan. "Bantuan ini bukan sekadar tambahan koleksi, melainkan investasi penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di Lapas," ujarnya.
Menariknya, sebelum buku-buku tersebut dapat diakses oleh Warga Binaan, petugas perpustakaan Lapas terlebih dahulu melakukan proses pengolahan dan klasifikasi. Proses ini menggunakan sistem Dewey Decimal Classification (DDC), sebuah metode standar internasional untuk mengorganisir bahan pustaka berdasarkan subjek. Proses klasifikasi meliputi pemberian label, cap inventaris, dan input data ke dalam sistem katalog perpustakaan Lapas.
Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, menjelaskan penerapan DDC bertujuan untuk mempermudah akses dan pencarian informasi bagi para pembaca. "Dengan klasifikasi DDC, setiap buku memiliki kode unik yang menunjukkan kategorinya. Ini akan memudahkan Warga Binaan untuk menemukan buku yang relevan dengan minat atau kebutuhan mereka sekaligus melatih mereka untuk terbiasa dengan sistem perpustakaan standar," jelasnya.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Perpusnas RI atas kepedulian dan dukungan yang diberikan. "Kami sangat menyambut baik bantuan ini. Buku-buku yang diberikan tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga jendela pengetahuan yang memungkinkan Warga Binaan meningkatkan kompetensi, wawasan, dan kemampuan literasi mereka," ujarnya.
Respons positif juga datang dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro. Melalui kesempatan terpisah, ia menegaskan komitmen mendukung program literasi di seluruh Lapas dan Rutan di wilayah Maluku.
"Bantuan ini sangat berarti bagi kami dalam mengoptimalkan perpustakaan sebagai pusat kegiatan edukatif, ruang literasi, dan tempat tumbuhnya minat baca di lingkungan Pemasyarakatan," tutur Ricky seraya menekankan peningkatan akses pengetahuan adalah bagian integral dari rehabilitasi dan pembinaan humanis, sejalan dengan tujuan Pemasyarakatan.
Diharapkan, dengan pengelolaan yang baik dan sistematis, perpustakaan Lapas Wahai menjadi pusat kegiatan edukatif yang efektif, mendorong budaya literasi, dan memberikan bekal positif bagi Warga Binaan setelah kembali ke masyarakat. (IR)
Kontributor: Lapas Wahai
What's Your Reaction?


