Walau Puasa, WBP LPN Karang Intan Tetap Semangat Jalani Rehabilitasi Sosial

Karang Intan, INFO_PAS – Sebanyak 240 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) program rehabilitasi sosial Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Karang Intan tetap semangat dan antusias ikuti semua kegiatan rehabilitasi meski tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan. Selama Ramadan, berbagai kegiatan rehabilitasi, seperti morning meeting, morning briefing, konseling individu dan kelompok, seminar, grup terapi, religi session, serta kegiatan lainnya tetap dilaksanakan sesuai jadwal. Hal ini menunjukkan niat dan kesungguhan WBP untuk pulih dari ketergantungan narkoba dan menjadi pribadi yang lebih baik.
“Selama Ramadan, kegiatan rehabilitasi tetap berlangsung seperti biasa. Yang beda hanya mereka berkegiatan sambil menjalankan ibadah puasa. Tentu menjadi tantangan tersendiri. Tidak hanya bagi residen, tapi juga bagi petugas pelaksana di lapangan,” jelas Kepala Lapas (Kalapas) Narkotika Karang Intan, Wahyu Susetyo, Sabtu (23/4).
Sejauh ini, Wahyu menuturkan tidak ada kendala di mana residen rehabilitasi tetap antusias karena sudah tumbuh kesadaran dari diri masing-masing untuk berhenti dari ketergantungan narkoba. “Tentu hal tersebut menjadi tujuan utama pelaksanaan rehabilitasi sehingga mereka bisa memiliki sifat adaptif dan positif usai menjalani rehabilitasi selama enam bulan ini,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, residen rehabilitasi juga belajar untuk mengontrol emosinya. Hal tersebut terlihat saat sesi seminar, residen menyimak dengan baik materi yang disampaikan oleh konselor adiksi dan terjadi tanya jawab aktif terhadap materi yang disampaikan.
Cecep Sutrisna selaku Program Manajer Rehabilitasi Sosial Lapas Narkotika Karang Intan mengungkapkan antusiasme WBP mengikuti kegiatan tidak menurun dan menjadi penyemangat bagi timnya untuk terus menjalankan program dengan sebaik-baiknya. "Alhamdulillah, ini merupakan respon positif dari residen karena muncul kesadaran dari dalam dirinya untuk pulih ditambah momen Ramadan kali ini lebih meningkatkan semangat mereka mengikuti rehabilitasi. Hal ini tentu memberikan kami semangat untuk terus melakukan pembinaan melalui program rehabilitasi," ungkapnya.
Pada Senin (25/4) di Masjid Masjid At-Taubah Lapas Narkotika Karang Intan, para residen juga ikuti praktik Salat Gaib pada religi session program rehabilitasi. Religi session merupakan salah satu kegiatan pada program rehabilitasi sosial Lapas Narkotika Karang Intan dengan metode Therapeutic Community untuk meningkatkan nilai dan pemahaman agama bagi residen rehabilitasi. Pembekalan pengetahuan agama diperlukan untuk meningkatkan keimanan sesuai keyakinan yang dianut masing-masing residen agar mendapatkan bimbingan menuju kondisi pulih dan bisa menjalani keseharian seperti biasa dengan perilaku positif.
“Program rehabilitasi yang kami selenggarakan sekaligus pelaksanaan pembinaan kepribadian. Dengan religi session, WBP dibekali pengetahuan keagamaan agar bisa membentengi diri dari dalam sehingga tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama karena ada konsekuensi dosa jika melakukannya,” jelas Kalapas.
Pembelajaran praktik Salat Gaib diawali dengan mendengarkan penjelasan yang disampaikan Muhammad Supian selaku Konselor Adiksi, dilanjutkan dengan tata cara pelaksanaan mulai dari niat, takbir pertama, hingga salam. Residen kemudian mempraktikkan Salat Gaib yang sudah dipelajari. Selain itu, dipelajari juga doa setelah Salat Gaib sebagai tambahan untuk mendoakan jenazah.
Selaku Program Manajer Rehabilitasi Sosial Lapas Narkotika Karang Intan, Cecep Sutrisna menerangkan religi session guna meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta membantu residen agar menjadi lebih baik dan pulih dari adiksinya. “Selain permasalahan adiksi, perlu ditingkatkan juga dari sisi religinya. Dengan mempelajari Salat Gaib, residen dapat mempraktikkan dan mengirimkan doa untuk keluarga yang telah meninggal dunia,” ungkapnya.
Selama Ramadan, religi session makin intens. Residen rehabilitasi Lapas Narkotika Karang Intan juga belajar membaca Al-Qur’an, mendengarkan ceramah agama, tata cara berwudu, salat wajib berjamaah, dan kegiatan keagamaan lainnya. “Saya merasa senang mengikuti kegiatan keagamaan ini karena saya sendiri selama ini kurang mendalami agama. Dengan adanya pembelajaran ini, saya sangat terbantu dan menjadi lebih tahu apa yang dapat saya lakukan ketika ada keluarga yang meninggal dunia,” ucap salah seorang residen rehabilitasi. (IR)
Kontributor: LPN Karang Intan
What's Your Reaction?






