Warga Rutan Akan Ikut Pengembangan Bakat Batu Permata

PALU, ANTARA — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah akan melibatkan warga binaan di Rumah Tahanan Kelas II Palu dalam pengembangan bakat dan minat industri kerajinan batu permata melalui pelatihan. ”Kami siapkan pelatihan. Warga binaan juga bisa dibuatkan kelas sendiri,” kata Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola pada peluncuran Komunitas Pencinta Batu Permata Pemasyarakatan (Kotabatapas) di Rutan Maesa Palu, Sabtu. Longki mengatakan, selain pelatihan, pemerintah juga memberikan bantuan berupa peralatan sampai pada produksi akhir hingga menjadi batu permata cincin atau kalung. Sebelumnya, Longki sudah memberikan satu mesin untuk pembuatan permata cincin batu tersebut. Dia menambahkan, kerajinan batu permata tidak saja menjadi sumber pendapatan setelah keluar dari rutan, tetapi juga membantu warga binaan mengatasi kejenuhan di dalam tahanan. Gubernur menyatakan, pemerintah provinsi akan mengikutsertakan batu permata karya warga binaan tersebut da

Warga Rutan Akan Ikut Pengembangan Bakat Batu Permata
PALU, ANTARA — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah akan melibatkan warga binaan di Rumah Tahanan Kelas II Palu dalam pengembangan bakat dan minat industri kerajinan batu permata melalui pelatihan. ”Kami siapkan pelatihan. Warga binaan juga bisa dibuatkan kelas sendiri,” kata Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola pada peluncuran Komunitas Pencinta Batu Permata Pemasyarakatan (Kotabatapas) di Rutan Maesa Palu, Sabtu. Longki mengatakan, selain pelatihan, pemerintah juga memberikan bantuan berupa peralatan sampai pada produksi akhir hingga menjadi batu permata cincin atau kalung. Sebelumnya, Longki sudah memberikan satu mesin untuk pembuatan permata cincin batu tersebut. Dia menambahkan, kerajinan batu permata tidak saja menjadi sumber pendapatan setelah keluar dari rutan, tetapi juga membantu warga binaan mengatasi kejenuhan di dalam tahanan. Gubernur menyatakan, pemerintah provinsi akan mengikutsertakan batu permata karya warga binaan tersebut dalam kegiatan pameran di dalam dan luar daerah. Pada peluncuran Kotabatapas, warga binaan juga diberi informasi terkait dengan potensi batu permata di Sulawesi Tengah dan daerah lain yang dapat diandalkan berkompetisi dalam pasar batu permata. Kepala Bidang Pembinaan, Bimbingan Kemasyarakatan, dan Latihan Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Sulawesi Tengah Gunawan Gatot Priyadi mengatakan, di Sulawesi Tengah sudah ada beberapa batu lokal yang menjadi primadona, di antaranya fairuz tadulako (black obsidian). Batu akik itu sangat diminati di mancanegara, terutama Thailand. Batu tersebut ditemukan di Tojo Una-Una. Selain itu juga terdapat batu fosil eboni poso. Batu ini adalah fosil dari kayu hitam (eboni) yang ditemukan di Poso. ”Diperkirakan batu fosil kayu hitam ini sudah ratusan tahun,” katanya. Batu lokal lain adalah batu lidah buaya. Batu ini ditemukan warga Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Sigi. Gunawan menyebutkan, batu jenis ini memiliki kepadatan yang berbeda dengan jenis batu mulia lain di Indonesia. Batu tersebut sudah mendapat sertifikat dengan nama mineral natural green moss agate (chalcedony). Sejak batu permata menjadi fenomena bisnis baru di tengah masyarakat dewasa ini, warga binaan Rutan Palu juga melakukan hal yang sama dengan mengolah batu permata di dalam rutan. Beberapa produk kerajinan mereka dipajang di lemari kaca bersama bongkahan batu permata pada acara deklarasi tersebut. Menurut Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah Sarlota Merahabia, komunitas pencinta batu permata pemasyarakatan tersebut merupakan yang pertama di Indonesia. (ANTARA) Sunting : print.kompas.com

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0