Watampone, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Watampone terus menggenjot keterampilan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Tidak hanya WBP pria yang mendominasi produksi kerjinan tangan di Lapas Watampone lewat bengkel kerja kemandiriannya, WBP perempuan pun tak kalah antusiasnya berkontribusi untuk memproduksi karya tangan mereka.
Satu diantaranya adalah "bosara", yaitu tempat kue yang biasa digunakan di acara pernikahan adat Bugis Makassar yang sering diletakkan diatas meja dan dilengkapi dengan kain penutup berwarna-warna terang. Kerajinan bosara menjadi salah satu produk unggulan di Lapas Watampone yang bernilai jual tinggi.
Bosara yang bentuknya bundar mengerucut umumnya terbuat dari pelepah rumbia, rotan, atau bamboo. Namun seiring progresnya, pembuatan bosara kini sudah banyak beralih memakai kawat besi sebagai rangkanya dan dengan balutan kain berwarna, yang menambah kesan mewah dari bosara tersebut atau lumrah dengan sebutannya bosara modern.
[caption id="attachment_69640" align="aligncenter" width="300"] pembuatan bosara[/caption]
“Ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari tugas seksi kegiatan kerja, yaitu memberikan bimbingan kerja kepada WBP sebagai upaya kami guna memberdayakan WBP, khususnya WBP perempuan selama menjalani masa pidananya di lapas,†tutur Kepala Sub Seksi Saran Kerja Lapas Watampone, Andi ST. Naisyiah, Rabu (5/12).
Naisyah yang turun tangan secara langsung membuat pola dan motif kain penutup bosara ini juga menjelaskan bahwa Lapas Watampone menerima pesanan pembuatan bosara dari masyarakat luar. “Hasil karya mereka WBP perempuan yang sudah jadi akan dipublikasi dan dijual di kisaran harga Rp. 600-700 ribu,†pungkasnya.
Â
Kontributor: A. Yudistira