Anak LPKA Kutoarjo Lakukan Audiensi Dengan Perwakilan UNICEF

Anak LPKA Kutoarjo Lakukan Audiensi Dengan Perwakilan UNICEF

Kutoarjo, INFO_PAS - Empat Anak Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Kutoarjo mendapat kesempatan untuk mengikuti audiensi bersama wakil khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Bidang Perlindungan Anak, UNICEF, Jumat (6/3) di Wisma Perdamaian, Semarang. Audiensi dihadiri Najat Maalla M’Jid dari Unicef, Gubernur Jawa Tengah,Ganjar Pranowo, dan Amirudin selaku akademisi dari Universitas Diponegoro.

Kepala LPKA Kutoarjo, Herastini, sangat senang dan mengapresiasi panitia penyelenggara serta seluruh narasumber yang ada. “Semoga kasus-kasus perisakan dan kekerasan di Indonesia pada umumnya dan Jawa Tengah khususnya bisa semakin diminimalisir. Kami juga berharap Anak Berhadapan Dengan Hukum (ABH) terkait kasus perisakan dan kekerasan setelah selesai menjalani masa pembinaan bisa diterima kembali di tengah-tengah masyarakat,” harap Herastini.

Sebelumnya, panitia penyelenggara sekaligus pengurus Yayasan Setara, Hening Budiyawati, menerangkan Unicef sengaja memilih Jawa Tengah untuk mengkampanyekan target maksimal penghapusan kekerasan terhadap anak tahun 2030. Salah satunya karena Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki kepedulian tinggi terhadap upaya perlindungan anak.

“Kami sengaja mengundang instansi, komunitas difabel, komunitas sanggar kreasi anak, forum anak Jawa Tengah, forum anak kabupaten, perwakilan sekolah formal, termasuk LPKA Kutoarjo,” ungkapnya.

Sementara itu, narasumber dari UNICEF, Najat Maalla M’Jid, menjelaskan, Jawa Tengah sangat beruntung memiliki gubernur yang bermental psikolog, tipe pekerja sosial, menjunjung tinggi toleransi, keberagaman, serta terus berupaya seoptimal mungkin mencegah terjadinya kekerasan anak. “Ini modal utama sehingga anak-anak bisa diterima semua lapisan,” pujinya.

Salah satu Anak LPKA Kutoarjo menuturkan siapa pun bisa terkena perisakan, misalnya ABH. Ia menanyakan apabila telah selesai menjalani masa pembinaan, apakah masyarakat benar-benar menerima mereka dan tidak merisaknya.

Mendengar pertanyaan itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta mereka tetap semangat, berubah lebih baik, ikhlas, dan sabar pasti diterima semuanya. “Bila dipukul terasa sakit, maka jangan pernah memukul, termasuk jangan pernah merisak dan melakukan kekerasan,” pesannya.

 

 

 

 

Kontributor: Dedy Winarto

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
2
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0