Asah Kreativitas, Warga Binaan Lapas Wahai Belajar Autodidak Kerajinan Pebble Art

Asah Kreativitas, Warga Binaan Lapas Wahai Belajar Autodidak Kerajinan Pebble Art

Wahai, INFO_PAS - Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai ramai-ramai mengasah kreativitas dengan belajar autodidak teknik membuat lukisan Pebble Art di Beranda 'Mesra' Lapas, Senin (22/9). Kegiatan tersebut menjadi keterampilan baru yang merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian Lapas Wahai.

Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, mengatakan semua jenis keterampilan sejatinya dapat dilakukan Warga Binaan bila petugas jeli melihat bakat dan potensi mereka. "Warga Binaan memang seringkali membuat kerajinan secara autodidak bila kita kunjungi kamar hunian mereka seperti dijumpai adanya cangklong atau pipa rokok maupun asbak. Itu semua adalah magnet yang harus kita berdayakan," jelasnya.

Tersih menjelaskan tujuan meningkatkan program kemandirian adalah untuk membekali Warga Binaan dengan keterampilan dan potensi wirausaha sebagai bekal reintegrasi sosial setelah bebas. "Lapas mempunyai potensi besar untuk mendorong terciptanya produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari dalam tembok melalui peningkatan pendayagunaan Warga Binaan," terangnya.

Saat ini, Lapas Wahai melalui subseksi (subsi) pembinaan tengah memprogramkan kerajinan Pebble Art sebagai produk unggulan. Pebble Art sendiri merupakan seni yang menciptakan gambar atau komposisi kreatif dari batu atau kerikil kecil yang direkatkan pada permukaan seperti kayu dan kanvas.

Kepala Subsi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, mengatakan Pebble Art memanfaatkan keindahan alami dari batu untuk membentuk berbagai pola dan gambar sebagai pajangan seperti hiasan dinding. (Baca: Manfaatkan Bebatuan Pantai, Warga Binaan Lapas Wahai Siap Tampilkan Kerajinan Baru).

Senada, Frans Tepal selaku staf subsi pembinaan mengatakan unsur penting dalam Pebble Art tersebut. "Bahan utama adalah batu alam seperti batu pantai dan kerikil halus. Permukaannya menggunakan papan serta tambahan hiasannya adalah cat dan perekat," tambahnya.

Salah satu Warga Binaan, WD, sangat bersemangat akan dilaksanakannya keterampilan tersebut. "Hanya dengan melihat contoh gambar yang diberikan petugas, tangan kami sudah tak sabar untuk merangkai. Kami bisa belajar autodidak," ucapnya.

Inisiatif peningkatan program kemandirian tersebut direspon langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro. "Kami terus mendorong Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan se-Maluku untuk giatkan keterampilan bagi Warga Binaan dalam menghasilkan produk UMKM sebagaimana arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, lewat Program Akselerasi," tuturnya.

Tentang Pebble Art yang akan dikembangkan, Ricky turut memberikan apresiasinya. "Seni ini merupakan kegiatan yang mudah dan menenangkan, cocok untuk segala usia baik Warga Binaan yang usia muda maupun tua. Aktivitas kreatif ini sangat saya apresiasi karena tujuan mulia kami adalah memanusiakan manusia agar mereka menjadi lebih baik di kemudian hari," pungkasnya. (IR)

 

 

Kontributor: Lapas Wahai
 

What's Your Reaction?

like
1
dislike
0
love
2
funny
0
angry
0
sad
0
wow
1