Bimbingan Rohani Jadi Sarapan Rutin, Ingin Ciptakan Suasana Pondok Pesantren

Sekilas tampak biasa saja namun setelah masuk dalam lingkungan Rumah Tahanan (Rutan) kelas II B Tanah Grogot, ada nuansa yang berbeda saat melihat sejumlah narapidana dan tahanan tampak khusuk mengikuti bimbingan rohani.

Sejak H Husni Thamrin menjabat Kepala Rutan Tanah Grogot, kegiatan bimbingan rohani jadi santapan rutin bagi para penghuni Rutan Tanah Grogot. Hal itu sejalan dengan tekad Husni Thamrin yang ingin menciptakan suasana di Rutan Tanah Grogot mirip seperti suasana pondok pesantren.

 Dalam upaya mewujudkan lingkungan Rutan seperti itu, maka pihaknya menggandeng Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Paser serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) Paser. “Alhamdulillah, Kemenag Paser maupun Majelis Ulama menyambut sangat positif kegiatan ini,” katanya saat dikunjungi sejumlah wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Paser (FWP), Kamis (9/10) lalu.

Bimbingan Rohani Jadi Sarapan Rutin, Ingin Ciptakan Suasana Pondok Pesantren

Sekilas tampak biasa saja namun setelah masuk dalam lingkungan Rumah Tahanan (Rutan) kelas II B Tanah Grogot, ada nuansa yang berbeda saat melihat sejumlah narapidana dan tahanan tampak khusuk mengikuti bimbingan rohani.

Sejak H Husni Thamrin menjabat Kepala Rutan Tanah Grogot, kegiatan bimbingan rohani jadi santapan rutin bagi para penghuni Rutan Tanah Grogot. Hal itu sejalan dengan tekad Husni Thamrin yang ingin menciptakan suasana di Rutan Tanah Grogot mirip seperti suasana pondok pesantren.

 Dalam upaya mewujudkan lingkungan Rutan seperti itu, maka pihaknya menggandeng Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Paser serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) Paser. “Alhamdulillah, Kemenag Paser maupun Majelis Ulama menyambut sangat positif kegiatan ini,” katanya saat dikunjungi sejumlah wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Paser (FWP), Kamis (9/10) lalu.

 Bimbingan rohani kepada warga binaan diadakan rutin pada hari tertentu. Seperti hari Senin, warga binaan tersebut diajarkan pelajaran aqidah menurut Agama Islam, Selasa diajarkan ilmu fiqih, Rabu diajarkan ilmu tauhid, dan Kamis diisi dengan ceramah agama umum.

 “ Selain itu kami juga mewajibkan kepada warga binaan untuk hafal bacaan salat dan beberapa surah pendek Alquran,” beber pria lulusan Sarjana Agama Fakultas Ilmu Tarbiyah ini dengan nada optimisme.

 Menurutnya, kegiatan bimbingan rohani tersebut sengaja dicanangkan agar para warga binaan setelah nantinya kembali ke lingkungan masyarakat memiliki nilai lebih dan mendapat perubahan. Karena dari sekian banyak kasus yang dialami para warga binaan adalah kasus yang memang perlu pembinaan mental.

 “Alhamdulillah meski baru dilaksanakan, warga binaan yang belum hafal bacaan salat tinggal 60 orang dari 224 orang yang menghuni Rutan Tanah Grogot,” bebernya.

 Sementara, dari data yang ada, Rutan Tanah Grogot dihuni 224 warga binaan. Dari 224 orang itu, 120 di antaranya berasal dari Kabupaten Paser dan 104 lainnya berasal dari Penajam Paser Utara. Adapun status mereka adalah, 157 berstatus narapidana dan 67 berstatus tahanan.

 “Dari 224 warga binaan Rutan tersebut, kasus perlindungan anak, pencurian dan narkoba mendominasi dengan rincian sebanyak 58 orang tersandung kasus perlindungan anak, 46 orang tersandung kasus pencurian serta 36 orang terlibat kasus narkoba. Sementara untuk kasus korupsi ada empat orang,” jelasnya. (hh/tom/k14)

 sumber : KALTIMPOST.co.id

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0