Cegah Penularan TBC, Lapas Banjarbaru Gelar Skirining bagi Warga Binaan

Cegah Penularan TBC, Lapas Banjarbaru Gelar Skirining bagi Warga Binaan

Banjarbaru, INFO_PAS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Banjarbaru gelar Skrining Active Case Finding Tuberculosis (TBC) bagi ribuan Warga Binaan mulai Selasa (15/8). Berlangsung di lapangan Lapas Banjarbaru, kegiatan selama 10 hari ini menggandeng Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru melalui Puskesmas Rawat Inap Cempaka dan Tirta Medical Center (TMC) Banjarmasin dengan target skrining 1.901 Warga Binaan. 

Kepala Lapas Banjarbaru, Amico Balalembang, menjelaskan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan No. PAS.06-PK.06.07-710 tentang Skrining TBC dengan Intervensi Rontgen Dada untuk mengoptimalkan angka penemuan kasus TBC secara aktif dan masif pada kelompok komunal yang berisiko tinggi/rentan terhadap penularan/penyebaran di dalam komunitas, khususnya Lapas/Rutan. Sebelumnya, upaya pencegahan dan pengendalian TBC bagi Warga Binaan di Lapas Banjarbaru diawali dengan skrining gejala, kemudian skrining dengan intervensi Chest X-Ray. Apabila terdapat indikasi TBC, maka dilanjutkan dengan Tes Cepat Molekular (TCM) atau pengambilan sampel dahak.

"Penyakit menular TBC adalah ancaman kesehatan yang rentan terjadi di lingkungan Lapas, salah satu penyebabnya dikarenakan kelebihan penghuni yang mengharuskan mereka hidup bersama dalam waktu yang lama. Mengingat tingginya risiko, kita perlu mencegah penularan penyakit ini dengan melakukan skrining TBC dengan intervensi Chest X-Ray,” ungkap Amico.

Sebagai upaya pencegahan penularan penyakit TBC, Lapas Banjarbaru telah menyiapkan kamar khusus secara terpisah yang digunakan sebagai kamar isolasi jika ditemukan Warga Binaan yang dinyatakan positif TBC oleh dinkes setempat setelah menjalani proses skrining intervensi rontgen dada dan pemeriksaan TCM atau tes dahak. “Jika positif TBC, maka Warga Binaan tersebut akan kami tempatkan di kamar isolasi untuk perawatan lebih lanjut agar tidak terjadi penularan kepada Warga Binaan yang lain. Semoga upaya pencegahan ini berjalan aman dan lancar tentunya," harap Amico.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Banjarbaru, Erni Syafrida Noor, menjelaskan TBC merupakan penyakit bakteri menular yang berpotensi serius, terutama mempengaruhi paru-paru. Bakteri penyebab TBC menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin dan kebanyakan orang yang terinfeksi dengan bakteri yang menyebabkan TBC tidak memiliki gejala. Namun, gejala yang sering terjadi biasanya berupa batuk, bahkan kadang ada bercak darah. 

"Skrining TBC sangat penting dilakukan pada kelompok berisiko, seperti Warga Binaan di Lapas. Meskipun TBC bisa disembuhkan, tetapi jika terlambat dalam mendeteksi TBC, maka pengobatan juga akan makin lambat dilakukan. Untuk itu, perlu pemeriksaan diagnosis medis untuk menentukan orang tersebut terinfeksi bakteri TBC atau tidak," pungkas Erni.

Tak hanya di Lapas Banjarbaru, kegiatan ini turut dilaksanakan di 374 Lapas, Rutan, dan LPKA yang berada di bawah koordinasi 33 Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (IR)

 


Kontributor: Lapas Banjarbaru
 

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0