Di Lapas Bisa Makan Daging dan Ayam? Kok Bisa?
Jakarta, INFO_PAS - Kata “penjara” mungkin membuat sebagian orang takut dan membayangkan hal-hal mengerikan. Tempat yang kumuh, air yang tidak bersih, dan makanan tidak layak mungkin sudah melekat di pemikiran banyak orang. Tapi, tahu kah kamu di dalam penjara atau kini dikenal sebagai lembaga pemasyarakatan (lapas), narapidana / Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) mendapat makanan yang enak dan bergizi setiap harinya?
Mendapatkan makanan yang sehat dan bernutrisi merupakan hak semua orang, tak terkecuali WBP. Untuk memenuhi hak tersebut, Kementerian Hukum dan HAM telah mengatur penyelenggaraan makanan bagi WBP dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No 40 Tahun 2017.
Di dalamnya tertera tata cara pemberian makanan kepada WBP. Disebutkan juga menu makanan yang disajikan untuk WBP, meliputi lauk hewani, nabati, sayur, buah, dan juga kudapan.
Di Lapas Perempuan Jakarta, pembagian makanan dibagi menjadi tiga sesi, yaitu pagi, siang, dan malam. Menu yang disajikan bervariasi tiap harinya sebagaimana telah diatur dalam siklus menu 10 hari. Jadi, dalam waktu 10 hari WBP akan menyantap makanan yang berbeda dan akan berputar kembali jika sudah sampai hari ke-10, mulai dari daging semur, ayam goreng, ikan goreng, sayur mayur, dan kudapan sehat siap disajikan kepada 363 WBP.
Soal rasa tidak perlu khawatir. Pasalnya, semua makanan dimasak langsung WBP secara higienis dan steril. Sayurnya pun segar-segar karena dikirim langsung dari pemasok setiap pagi.
“Ini adalah bentuk pelayanan kami kepada WBP karena meskipun berada di dalam lapas, gizi dan nutrisi mereka harus tetap terpenuhi,” tutur Herlin Candrawati selaku Kepala Lapas Perempuan Jakarta, Selasa (15/9).
Dalam menggerakkan roda di dalam lapas, Herlin mengandalkan pelayanan prima sebagai motor penggerak. “Kami mengedepankan pelayanan dalam melaksanakan tugas karena memang sudah menjadi tugas kami dalam melayani masyarakat terlebih WBP,” ungkapnya.
Terlebih lagi sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis yang tengah berproses dalam Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), Lapas Perempuan Jakarta harus memiliki komitmen kuat dalam memberikan pelayanan. “Dengan adanya WBK ini membuat kami jauh lebih semangat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tambah Herlin.
Kontributor: Syifa Amelia