Ditjen PAS Susun Instrumen Penilaian Perubahan Perilaku Narapidana

Jakarta, INFO_PAS – Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami, menekankan perbaikan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemasyarakatan dengan perbaikan instrumen sebelum dipaparkan ke publik. Hal ini disampaikannya saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Instrumen Penilaian Perubahan Perilaku Narapidana, Rabu (11/7) di Luminor Hotel, Jakarta. Selain itu, Utami juga memaparkan strategi Kepolisian RI yang patut ditiru Pemasyarakatan, khususnya terkait keberhasilan mereka menjadikan Indonesia sebagai negara teraman ke-9 di dunia. “Kita akan lakukan audiensi dan koordinasi dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kompa untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap Pemasyarakatan,” ujarnya. Ia meminta jajaran Pemasyarakatan agar melengkapi hal-hal penting terkait pencapaian IKU, salah satunya dengan melakukan survey awal. “Pemasyarakatan harus makin profesional kedepannya,” pinta Utami. Utami juga menjelaskan bahwa Dir

Ditjen PAS Susun Instrumen Penilaian Perubahan Perilaku Narapidana
Jakarta, INFO_PAS – Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami, menekankan perbaikan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemasyarakatan dengan perbaikan instrumen sebelum dipaparkan ke publik. Hal ini disampaikannya saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Instrumen Penilaian Perubahan Perilaku Narapidana, Rabu (11/7) di Luminor Hotel, Jakarta. Selain itu, Utami juga memaparkan strategi Kepolisian RI yang patut ditiru Pemasyarakatan, khususnya terkait keberhasilan mereka menjadikan Indonesia sebagai negara teraman ke-9 di dunia. “Kita akan lakukan audiensi dan koordinasi dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kompa untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap Pemasyarakatan,” ujarnya. Ia meminta jajaran Pemasyarakatan agar melengkapi hal-hal penting terkait pencapaian IKU, salah satunya dengan melakukan survey awal. “Pemasyarakatan harus makin profesional kedepannya,” pinta Utami. Utami juga menjelaskan bahwa Direktur Keamanan dan Ketertiban telah mengaplikasikan instrumen penilaian perubahan perilaku narapidanai di lembaga pemasyarakatan high risk, namun tetap dibutuhkan try and learn sebagaimana dikatakan Direktur Teknologi Informasi dan Kerja Sama. “Akan ada aplikasi yang bisa dijalankan melalui smartphone untuk memonitor narapidana, seperti misalnya gelang narapidana,” urainya. FGD yang berlangsung hingga Jumat (13/7) ini merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa yang telah berlangsung beberapa waktu lalu. Pesertanya berasal dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), sejumlah Kepala Unit Pelaksana Teknis, tim psikolog, Center for Detention Studies (CDS), dan The Asia Foundation (TAF). Sebelum pembukaan FGD telah dilakukan diskusi dengan tiga narasumber, yakni Irwan Rahmat Gumilar dari Ditjen PAS, Gatot Goei dari Center for Detention Studies, serta Mohammad Dodi Kusadreanto dari The Asia Foundation. Irwan Rahmat Gumilar memaparkan tentang Revitalisasi Sistem Pemasyarakatan Sebagai Bagian dari Sistem Peradilan Pidana dimana problem solving yang ditawarkan adalah pembaharuan manajemen Pemasyarakatan, penyesuaian IKU, penyesuaian proses Pemasyarakatan, dan perubahan image Pemasyarakatan. Sementara itu, Gatot Goei dari CDS menjelaskan tentang Penyusunan Instrumen Perubahan Perilaku Narapidana, sebelum diakhiri dengan uraian singkat Mohammad Dodi Kusadreanto dari TAF terkait orientasi Pemasyarakatan yang efektif.

What's Your Reaction?

like
1
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0