Ekonomi Lesu, Produk Kerajinan Napi Mangkrak Tak Terjual

Tulungagung - Lesunya ekonomi dalam beberapa bulan terkhir, tidak saja berimbas pada pengusaha, namun juga memukul para narapidana lembaga. Pemasyarakatan Kelas II B Tulungagung , karena order sejumlah produk kerajinan buatan napi berhenti total , dan mangkrak , sehingga mereka tidak lagi mendapatkan premi. Uang hasil menjual produk kerajian kepada pihak ketiga, meski sejumlah kerajinan macet , namun pihak lapas terus melakukan pelatihan kemandirian, sehingga dapat menjadi bekal seusai napi bebas dari hukuman. Sejak 2 bulan terakhir , bersamaan terus lesunya perekonomian di Indonesia, juga menjadikan pukulan yang telak bagi para napi , penghuni Lapas Kelas II B Tulungagung. "Sejumlah produk kerajinan buatan para napi yang dipesan oleh pengusaha atau pihak ketiga , seperti hanger baju , dan meja belajar , terpaksa berhenti total , dan mangkrak di salah satu gudang bengkel Karena belum laku terjual." Demikian dituturkan Wahyu Prasetyo , Kalapas Kelas II B Tul

Ekonomi Lesu, Produk Kerajinan Napi Mangkrak Tak Terjual
Tulungagung - Lesunya ekonomi dalam beberapa bulan terkhir, tidak saja berimbas pada pengusaha, namun juga memukul para narapidana lembaga. Pemasyarakatan Kelas II B Tulungagung , karena order sejumlah produk kerajinan buatan napi berhenti total , dan mangkrak , sehingga mereka tidak lagi mendapatkan premi. Uang hasil menjual produk kerajian kepada pihak ketiga, meski sejumlah kerajinan macet , namun pihak lapas terus melakukan pelatihan kemandirian, sehingga dapat menjadi bekal seusai napi bebas dari hukuman. Sejak 2 bulan terakhir , bersamaan terus lesunya perekonomian di Indonesia, juga menjadikan pukulan yang telak bagi para napi , penghuni Lapas Kelas II B Tulungagung. "Sejumlah produk kerajinan buatan para napi yang dipesan oleh pengusaha atau pihak ketiga , seperti hanger baju , dan meja belajar , terpaksa berhenti total , dan mangkrak di salah satu gudang bengkel Karena belum laku terjual." Demikian dituturkan Wahyu Prasetyo , Kalapas Kelas II B Tulungagung. Hal ini disebabkan para pengusaha yang memesan produk kerajinan para napi menghentikan pemesanannya secara mendadak. Para pengusaha berdalih , sepinya pesanan dari sejumlah pelanggannya. Sebelum menghentikan produksinya , setiap produk jadi yang telah laku terjual , sesuai kesepakatan antara pihak lapas dengan napi , para napi yang mengerjakan produk tersebut mendapatkan premi , atau uang hasil penjual produk kerajinan, setelah dipotong oleh pihak lapas untuk biaya bahan baku kerajinan . Untuk hanger baju , sepuluh orang napi yang dibagi dua kelompok , setiap minggunya mampu menyelesaikan 200 hingga 300 lusin , setiap kelompok akan mendapatkan premi sebesar Rp 250 per lusin . Sementara untuk produk kerajinan meja belajar , yang juga dikerjakan 2 kelompok ini , setiap minggu dapat menyelesaikan 300 hingga 400 buah , mendapat pembagian premi 50 persen . Saat ini para napi yang mengerjakan dua produk kerajinan tersebut tidak mendapatkan premi lagi , yang nilainya tergolong lumayan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri di koperasi lapas . Meski sejumlah produk kerajinan tak berproduksi lagi , namun pihak Lapas Kelas II B Tulungagung, tetap melakukan sejumlah pelatihan kemandirian kepada para napi dan tahanan , seperti pelatihan perkayuan , permebelan , serta pengelasan . Selain dapat menghilangkan rasa penat , juga memberikan ketrampilan para napi untuk bekal ketrampilan seusai masa hukumannya habis. (pul/**) Sumber : pojokpitu.com    

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0