Harunya Wisuda Santri TPA Rutan Bantaeng

Bantaeng, INFO_PAS - Suasana haru dan bahagia terpancar dari sekitar 69 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rumah Tahanan Negara (Rutan) Bantaeng saat wisuda atas prestasi mereka mengkhatamkan Al Quran, Sabtu (9/12). Bahkan, para isteri dan keluarga WBP yang hadir juga menangis terharu. Mereka seakan tidak percaya bahwa suami mereka yang selama berada di luar rutan sama sekali tidak bisa membaca Al Quran, kini sudah bisa dan lancar membaca Al Quran dan bahkan sudah khatam. Bertempat di Masjid At-Taubah Rutan Bantaeng, kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan penyerahan secara simbolis bantuan wakaf Al Quran dari Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan sebanyak 100 buah yang diserahkan oleh perwakilan dari Kantor Kemenag Bantaeng. Kepala Rutan (Karutan) Bantaeng, Muhammad Ishak, menyampaikan bahwa penamatan santri TPA At Taubah adalah wujud keberhasilan dan kemauan dari WBP untuk mau mengubah image mereka dari orang yang dianggap ja

Harunya Wisuda Santri TPA Rutan Bantaeng
Bantaeng, INFO_PAS - Suasana haru dan bahagia terpancar dari sekitar 69 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rumah Tahanan Negara (Rutan) Bantaeng saat wisuda atas prestasi mereka mengkhatamkan Al Quran, Sabtu (9/12). Bahkan, para isteri dan keluarga WBP yang hadir juga menangis terharu. Mereka seakan tidak percaya bahwa suami mereka yang selama berada di luar rutan sama sekali tidak bisa membaca Al Quran, kini sudah bisa dan lancar membaca Al Quran dan bahkan sudah khatam. Bertempat di Masjid At-Taubah Rutan Bantaeng, kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan penyerahan secara simbolis bantuan wakaf Al Quran dari Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan sebanyak 100 buah yang diserahkan oleh perwakilan dari Kantor Kemenag Bantaeng. Kepala Rutan (Karutan) Bantaeng, Muhammad Ishak, menyampaikan bahwa penamatan santri TPA At Taubah adalah wujud keberhasilan dan kemauan dari WBP untuk mau mengubah image mereka dari orang yang dianggap jahat menjadi orang yang baik. “Kemauan mereka harus diapresiasi agar pelaksanaan pembinaan mereka tidak sia-sia,” ujarnya. Proses belajar membaca dan menulis huruf Al Quran di Rutan Bantaeng dituturkan Ishak berlangsung setiap hari antara pukul 07.30 s/d 10.00 WITA oleh seluruh WBP Muslim. Untuk memotivasi mereka, Karutan juga menyampaikan bahwa tidak semua orang yang berada di dalam lapas/rutan adalah orang jahat, sementara orang yang bebas berkeliaran di luar adalah orang yang baik. “Semoga kita tidak lagi bertemu di Rutan Bantaeng. Kita boleh bertemu, tapi dengan status yang sama. Sama-sama warga negara yang bebas dan bertanggung jawab dan itu di luar rutan. Bukan bertemu sebagai narapidana dan petugas Pemasyarakatan kembali,” harap Ishak. Pada kesempatan itu, hadir pula Bupati Bantaeng, Asisten III, Kepala Staf Komando Daerah Militer 1410 Bantaeng, Kepala Kepolisian Resor Bantaeng, Kepala Kejaksaan Negeri Bantaeng, dan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Bantaeng. Di hadapan para tamu undangan, Karutan menguraikan bahwa program pembinaan baca Al Quran akan berlanjut terus hingga WBP bebas. Adapun dengan program wakaf Al Quran, maka setiap WBP yang bebas dari Rutan Bantaeng akan diberikan satu eksemplar Al Quran. “Kami mendukung penuh seluruh program pembinaan yang dilakukan sepanjang itu untuk kebaikan dan pembangunan masyarakat yang berada dalam rutan karena mayoritas adalah masyarakat Bantaeng juga,” puji Asisten III Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Ansar Tuba. Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah, turut mengapresiasi kegiatan ini dan sangat bangga atas prestasi yang ditorehkan oleh WBP. Ia pun menanyakan kepada Karutan Bantaeng bilamana ada WBP yang tidak bisa membaca Al Quran. “Ada beberapa yang sama sekali tidak bisa mengenal huruf sama sekali dan mereka diajari sampai akhirnya bisa membaca Al Quran,” jawab Karutan. Sementara itu, saat memberikan ceramah, Ustad Amri Amir, mengatakan bahwa penjara bukanlah tempat untuk penghukuman, tetapi tempat untuk belajar. Ia meminta agar jangan jadikan penjara sebagai akhir dari segalanya, tapi jadikan sebagai tempat untum introspeksi diri. Ia mencontohkan Buya Hamka berhasil menyelesaikan tafsir Al Azhar di dalam penjara, bukan di luar. Contoh lain adalah Nabi Yusuf yang berhasil menjadi menteri urusan keuangan kerajaan setelah menjalani pidana penjara. “Mari kita senantiasa mengikuti teladan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW,” ajak Ustad Amri.   Kontributor: Rutan Bantaeng

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0