Jurulatih Jabatan Penjara Malaysia Pelajari Sistem Pemasyarakatan di Indonesia

Jakarta, INFO_PAS – Jurulatih Jabatan Penjara Malaysia pelajari Sistem Pemasyarakatan dan kepemimpinan di Indonesia melalui pelatihan yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas). Pelatihan tersebut digelar selama dua pekan mulai Senin (7/10) hingga Jumat (18/10).
Direktur Teknologi Informasi dan Kerja Sama Pemasyarakatan, Marselina Budiningsih, merasa terhormat dan bahagia atas kehadiran Jurulatih Jabatan Penjara Malaysia selama dua pekan dengan jadwal yang padat dan beragam. “Selama waktu tersebut, kita bersama-sama mempelajari Sistem Pemasyarakatan dan kepemimpinan di Indonesia, khususnya dalam konteks Pemasyarakatan. Semoga pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan ini memberikan manfaat signifikan bagi Delegasi Malaysia dan juga bagi kami di Ditjenpas,” ujarnya pada penutupan pelatihan tersebut, Jumat (18/10).
Marselina berharap materi yang disampaikan kepada seluruh peserta pelatihan membantu meningkatkan kualitas sistem kepenjaraan dan pelatihan di Malaysia. “Kami berharap hubungan baik antara kedua negara terus terjalin dan bertumbuh serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang Pemasyarakatan,” harapnya.
Sementara itu, Komandan Pusat Latihan Pegawai Penjara, PKP Muhammad Asri Bin Ali, menyampaikan materi pelatihan yang disampaikan sangat berguna dan dapat diaplikasikan di Penjara Malaysia. “Kami telah menyerap banyak sekali ilmu dan akan merealisasikannya di Malaysia. Kami juga berharap kerja sama ini terus berlanjut dan memberikan dampak baik bagi kedua pihak, yakni pihak Ditjenpas dan Penjara Malaysia,” tuturnya.
Dalam pelatihan tersebut juga dilaksanakan kunjungan ke beberapa satuan kerja (satker) Pemasyarakatan, yakni Lembaga Pembinaan Khusus Anak Bandung, Politeknik Pengayoman Indonesia, Balai Pemasyarakatan Bogor, dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cibinong. Kunjungan ini memberikan pandangan baru bagi delegasi Malaysia, di antaranya terkait fasilitas, pembinaan yang dilakukan di satker Pemasyarakatan. “Saat saya mengunjungi Lapas Cibinong, rasanya tidak sedang dalam lingkungan penjara. Mungkin karena di Indonesia menggunakan Sistem Pemasyarakatan,” puji salah satu peserta pelatihan, Noor Suhana.
Peserta pelatihan lainnya, Cliff, juga menyampaikan metode pelatihan di Indonesia ini sangat berbeda dengan di Malaysia. “Banyak hal yang bisa kami adaptasi,” urainya.
Diharapkan, dengan adanya kunjungan ini, hubungan baik antara kedua negara terus terjalin dan bertumbuh serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang Pemasyarakatan. (yp)
What's Your Reaction?






