Karutan Rangkasbitung Memotivasi Santri Ponpes Latansa

Rangkasbitung, INFO_PAS – Kepala Rumah Tahanan Negara (Karutan) Kelas IIB Rangkasbitung berkesempatan mengisi kegiatan motivasi di Pondok Pesantren (Ponpes) Latansa II Rangkasbitung, Selasa (16/7). Kegiatan tersebut sejalan dengan program yang dicanangkan Rutan Rangkasbitung, yaitu Prison Goes to School yang memberikan edukasi dan motivasi bagi generasi muda. “Kami mendapatkan undangan dari pimpinan Ponpes Latansa agar dapat memberikan motivasi kepada ratusan santriwan dan santriwati. Alhamdulillah, kami bisa berbagi, memberikan sedikit edukasi dan motivasi serta pengalaman kepada santriwan/i di sini,” ujar Aliandra yang pernah menjabat Kepala Sub Bagian Protokol dan Tata Usaha Pimpinan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan ini. Lebih lanjut, Aliandra berpesan kepada santriawan/i terkait kunci dan kiat-kiat suksesnya. Ia menilai anggapan santri harus menjadi kyai atau selamanya di pondok tidak relevan lagi. “Saat ini yang terpenting adalah kita bisa mengamalkan ilmu yang diberikan oleh para pengajar di sini dalam kehidupan sehari-hari. Berusahalah dengan dengan giat, tekun belajar, selalu berdoa, serta taat kepada Allah SWT dan serta orang tua. Insyaallah, kita akan menjadi orang yang berguna bagi orang lain, apa pun posisinya,” pesan Aliandra kepada santri. [caption id="attachment_81667" align="aligncenter" width="300"] Karutan Rangkasbitung saat memberi motivas8[/caption] Karutan mudan ini mengakui dirinya merupakan bagian dari Ponpes Latansa hingga akhirnya bisa bekerja di pemerintahan dengan mengamalkan ilmu dan mengimpelemntasikan nilai-nilai ponpes. “Kami bisa merasakan keliling beberapa negara. Semoga para santri bisa terpacu semangatnya agar bermanfaat bagi bangsa dan negara. Pokoknya pergaulan yang sudah baik dipelihara dan jauhi yang melanggar aturan serta pergaulan yang tidak baik. Sukses itu anda yang pilih, bukan orang lain. Syukuri apa yang ada,” ajaknya. Menanggapi apa yang disampaikan, salah satu peserta, sebut saja Akbar, mengatakan ia amat senang dan merasa termotivasi melihat sosok Karutan Rangkasbitung. “Kami jadi terbuka bahwa bermanfaat tidak harus jadi ustaz atau tetap di pondok, namun isa berguna bagi sesama dan lingkungan apapun posisinya sehingga kami termotivasi untuk mewujudkan cita-cita. Saya setuju kuncinya giat dan berdoa. Semoga kami bisa mengikuti jejak almamater yang sudah bisa mengharumkan nama ponpes ini,” harap Akbar.     Kontributor: Pratamadzyogas