Kepala LPKA Karangasem Paparkan Program Pembinaan di STKIP Amlapura

Karangasem, INFO_PAS – Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Karangasem, Hartoyo, didaulat menjadi narasumber dalam seminar bertemakan “Tranformasi Lembaga Pemasyarakatan Anak Menjadi Lembaga Pembinaan Khusus Anak,” Selasa (14/2). Hartoyo diusung sebagai narasumber atas undangan Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (STKIP) Agama Hindu Amlapura, Gayatri. “Kegiatan kami cukup banyak mulai dari pembimbingan rohani, peternakan, perikanan, les komputer dan Inggris, perpustakaan, musik, dan kegiatan rekreatif. Ada pulabakti sosial agar Anak tidak merasa dijauhkan dari masyarakat,” terang Hartoyo. Ia menambahkan bahwa pihaknya memiliki pegawai sebagai pembina bagi Anak di LPKA, namun latar belakng mereka pada umumnya dari skill pengamanan. “Kami tidak memiliki disiplin ilmu pedagogi sebagaimana diajarkan di STKIP dimana keilmuan kami masih jauh dari ideal karena rekruitmen diawali untuk pemenuhan tanaga pengaman. Demikia

Kepala LPKA Karangasem Paparkan Program Pembinaan di STKIP Amlapura
Karangasem, INFO_PAS – Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Karangasem, Hartoyo, didaulat menjadi narasumber dalam seminar bertemakan “Tranformasi Lembaga Pemasyarakatan Anak Menjadi Lembaga Pembinaan Khusus Anak,” Selasa (14/2). Hartoyo diusung sebagai narasumber atas undangan Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (STKIP) Agama Hindu Amlapura, Gayatri. “Kegiatan kami cukup banyak mulai dari pembimbingan rohani, peternakan, perikanan, les komputer dan Inggris, perpustakaan, musik, dan kegiatan rekreatif. Ada pulabakti sosial agar Anak tidak merasa dijauhkan dari masyarakat,” terang Hartoyo. Ia menambahkan bahwa pihaknya memiliki pegawai sebagai pembina bagi Anak di LPKA, namun latar belakng mereka pada umumnya dari skill pengamanan. “Kami tidak memiliki disiplin ilmu pedagogi sebagaimana diajarkan di STKIP dimana keilmuan kami masih jauh dari ideal karena rekruitmen diawali untuk pemenuhan tanaga pengaman. Demikian juga pemangku jabatannya, mereka bermula dari skil pengamanan, bukan pembimbingan sehingga saat mengajar tentu kurang terstruktur,” papar Hartoyo. Lebih lanjut, Hartoyo mengungkapkan hal yang masih menjadi PR dan terasa berat, yaitu pemenuhan hak pendidikan bagi Anak. “Regulasi yang ada, baik pendidikan formal maupun non formal belum dapat menyentuh anak-anak kami yang saat ini berjumlah 16 orang karena kuota pendirian Pusat Kegiatan Belajar Mengajar minimal 20 orang untuk setiap paketnya,” tutur pria yang telah tiag tahun memimpin LPKA Karangasem itu. Selain kuota, masalah lainnya adalah Anak di LPKA Karangasem harus mengikuti ujian kesetaraan usai mengikuti Program Pejar Paket. “Paket A harus enam tahun. Paket B dan C masing-masing tiga tahun. Kapan mereka dapat menyelesaikannya,” tanya Hartoyo di hadapan sekitar 200 audiens yang hadir. Haryoto juga memaparkan bahwa pembinaan dan pembimbingan kepada Anak jauh lebih efektif berlangsung di masyarakat mengingat pogram re-integrasi sosial selaras dengan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. “Masa pidana mereka pada umumnya tidak lama. Bagaimana program kejar paket dapat dilaksanakan di LPKA?” tanya Hartoyo. Untuk itu, ia menyambut baik program STKIP Agama Hindu yang akan memperjuangkan hak pendidikan bagi anak dalam LPKA Karangasem dengan menugaskan para mahasiswanya mengajar di LPKA sebagai wujud konkret dari program pengabdian masyarakat maupun usulan perubahan regulasi melalui jalur legislatif. Sebemunya, Gayatri selaku Ketua STKIP Agama Hindu Amlapura mengaku sudah sejak tahun 2009 memperhatikan nasib para Warga Binaan Pemasyarakatan, khususnya saat mengetahui ada Anak yang harus dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan. “Mengapa anak-anak harus dipenjara di sini? Apakah tidak bisa diselesaikan di luar? Adakah jaminan mereka akan menjadi lebih baik? Mereka butuh sekolah, didikan, arahan, dan bimbingan. Bukan dikumpulkandi penjara. Kami saja merasakan kehidupan di sini sungguh sangat keras, bagaimana dengan mereka? Pasti tidak akan menjadi lebih baik,” terang Gayatri. Selain seminar, acara juga dirangkaikan dengan penandatangan MoU antara Ketua STKIP Agama Hindu dengan Kepala LPKA Karangasem tentang pelaksanaan program kegiatan pendidikan yang menjadi konsentrasi sekolah tinggi itu. “Setidaknya awal Maret 2017 harus sudah start,” kata Gayatri seraya berjanji akan mengundang sejumlah aktivis pendidikan se-Bali dan mengadakan FGD pada Bulan Maret minggu kedua.     Kontributor: LPKA Karangasem

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0