Kumpulkan Seluruh Jajaran, Kepala LPKA Jakarta Bahas Sejumlah Hal

Jakarta, INFO_PAS – Jajaran Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta mengevaluasi hasil penilaian Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), pengisian Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), kehumasan, pelayanan publik, anggaran, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, kontrol piket dan perwira, seragam, serta pelaksanaan apel petugas LPKA Jakarta, Senin (29/6).

Pada kesempatan itu, Kepala LPKA Jakarta, Benny Totot, menginformasikan LPKA Jakarta belum dapat diusulkan menjadi WBK ke Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Beberapa catatan yang terdapat di Berita Acara Evaluasi Penilaian Komponen Pengungkit dan Komponen Hasil pada LPKA Jakarta dibahas satu persatu.

“Kita mendapatkan nilai 71.47 dan hasilnya belum dapat diusulkan WBK. Tidak apa-apa karena kita baru saja pindah lokasi serta harus menghadapi pandemi Coronavirus disease. Hal ini harus kita jadikan pelajaran agar ke depan tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan. Saya minta operator benar-benar menyiapkan dokumen data dukung dengan baik. Setiap Ketua Kelompok Kerja agar memeriksa dokumen data dukung tersebut sebelum diunggah ke aplikasi e-RB,” kata Benny.

Benny juga membahas IPK dan IKM LPKA Jakarta yang mendapat nilai baik atau warna hijau. “Pengisian IPK dan IKM LPKA Jakarta mendapatkan nilai sangat baik atau mendapat warna biru. Mohon setiap pejabat struktural di sini agar memberi pengertian kepada bawahannya bahwa di LPKA Jakarta tidak ada korupsi,” pinta Benny.

Kehumasan LPKA Jakarta pun menjadi sorotannya. Benny berharap kehumasan agar aktif dan berlanjut dalam membuat pemberitaan. “Sebelum ditayangkan ke publik sebaiknya data serta kalimatnya dicek kembali agar tidak ada informasi yang keliru ketika dikonsumsi publik. Humas juga harus aktif. Saya minta 1 hari ada 1 berita yang dipublikasi,” kata Benny

Rapat berlanjut membahas penyerapan anggaran LPKA Jakarta. Pada kesempatan ini, Kepala Sub Bagian Umum, Bieand Dhesy, memaparkan setiap komponen anggaran. Di LPKA Jakarta sendiri masih banyak anggaran yang belum terserap sehingga Kepala LPKA Jakarta berharap penyerapan anggaran dipercepat.

“Saya minta seluruh pejabat di sini untuk menyerap anggaran-anggaran dalam jangka waktu lima bulan ke depan, tepatnya sampai Bulan November,” tegas Benny.

Selanjutnya, Benny meminta dibuatkan masker untuk seluruh petugas dengan logo Corporate University di sebelah kiri dan masing-masing mendapatkan dua buah lalu serta rompi untuk anggota Satuan Operasional Kepatuhan Internal (Satops Patnal) bertuliskan Satops Patnal di belakang dan tulisan LPKA Jakarta di depannya.

Kontrol perwira piket juga menjadi perhatian Benny. Petugas piket diminta menyaksikan kegiatan serah terima regu pengawas. “Pelaksanaan kontrol piket harus mengisi buku mutasi / buku laporan, termasuk di kolom informasi penting jika ada kejadian, misalnya ada kebocoran di kamar Anak atau WC mampet di kamar Anak. Piket juga harus memimpin pergantian tugas regu pengawas melalui apel serah terima, termasuk di hari libur dan tugas malam,” terang Benny.

Ia meminta seluruh petugas LPKA Jakarta membiasakan diri dengan pelaksanaan apel pagi pukul 07.45 WIB dan apel sore pukul 15.45 WIB, sedangkan Jumat apel sore pukul 16.15 WIB. Jajaran LPKA Jakarta juga membuat kesepakatan dalam penggunaan atribut mulai dari Senin hingga Jumat. Senin – Selasa menggunakan PDK, Rabu menggunakan PDH III, Kamis menggunakan batik lengan panjang, dan Jumat menggunakan pakaian training.

Terakhir, Benny memberikan kesempatan kepada operator SPIP untuk mendiskusikan manajemen risiko kepada seluruh pejabat struktural. Pada kesempatan ini, operator SPIP memberikan penjelasan cara pengisian matriks SPIP, kemudian seluruh pejabat struktural memberikan masukan sebagai pengisian matriks SPIP tersebut.

Kontributor: LPKA Jakarta