Lapas Atambua Panen Perdana Telur Ayam Ras, Tegaskan Komitmen Ketahanan Pangan Nasional
Atambua, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Atambua kembali buktikan fasilitas Pemasyarakatan dapat bertransformasi menjadi pusat pembinaan produksi. Pada Rabu (22/10) Lapas Atambua panen perdana telur ayam ras yang menegaskan komitmen penuh dalam mendukung swasembada pangan dan salah satu dari 13 Program Akselerasi yang menunjang ketahanan pangan nasional.
Panen perdana ini disambut antusias dan dilaksanakan oleh Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Ayam Petelur, Jose Guterres, bersama tim. Jose menjelaskan hasil yang didapat merupakan buah dari kerja keras dan ketekunan para Warga Binaan. “Belum genap sebulan inovasi budidaya ayam petelur ini berjalan yang dimulai 28 September lalu, hari ini sudah mampu menghasilkan 30 butir telur per hari,” jelasnya.
Inisiatif budidaya ayam petelur ini dipicu dari tingginya angka konsumsi harian telur sebagai salah satu sumber protein hewani, baik bagi Warga Binaan maupun masyarakat. Dengan menciptakan program yang bernilai ekonomis ini, Lapas tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan gizi tetapi juga membekali Warga Binaan dengan keterampilan berharga.
Jose menjelaskan enam Warga Binaan terlibat aktif dan dibekali pelatihan komprehensif. “Mereka diajarkan berbagai ilmu, mulai dari tata cara beternak yang benar, manajemen pakan, pola pencahayaan, struktur kandang, hingga perawatan kesehatan hewan. Selain beternak, Warga Binaan juga dilatih dalam proses pengumpulan telur hingga pengemasan. Keterampilan yang mereka peroleh di sini diharapkan menjadi bekal berharga dan diterapkan secara mandiri saat mereka kembali ke masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Atambua, Bambang Hendra Setyawan, menegaskan pentingnya pembinaan berbasis keterampilan yang memiliki nilai ekonomi. Menurutnya, tujuan utama bukan semata produksi, tetapi transformasi perilaku dan pemberdayaan Warga Binaan.
“Telur merupakan sumber protein yang murah, mudah diolah, dan kaya nutrisi. Oleh karena itu, kami ingin menciptakan Warga Binaan yang mandiri dan produktif. Dengan lahan terbatas, kami menggunakan teknologi kandang modern untuk efisiensi. Harapannya, keterampilan yang mereka peroleh mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus menciptakan wirausaha baru dari Lapas,“ harap Bambang.
Telur-telur hasil panen ini tidak hanya untuk konsumsi internal. Pokja Pemasaran Lapas Atambua segera mendistribusikan hasilnya kepada masyarakat dengan harga jual yang kompetitif yakni Rp2.500 per butir atau harga paket Rp32.000 untuk setengah rak dan Rp60.000 untuk satu rak penuh. Dengan suksesnya panen perdana ini, Lapas Atambua makin termotivasi untuk mengembangkan program budidaya lainnya untuk program pembinaan yang berdampak luas. Program ini juga membuktikan Lapas dapat berperan aktif sebagai pusat produksi dan pembinaan, mendukung agenda besar bangsa mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan, serta mencetak sumber daya manusia unggul. (IR)
Kontributor: Lapas Atambua
What's Your Reaction?


