Lapas Makassar Suplai Cabai sampai Kalimantan

Makassar - Setelah diresmikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly Makassar pada 1 Oktober 2016, kebun cabai seluas 1 hektare di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar terus berkembang. Bahkan kebun ini mampu menyuplai cabai hingga ke Kalimantan dalam sebulan. "Kebun cabai ini mampu menghasilkan 1 ton cabai, itu sekali panen," kata Kepala Seksi Kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar Saiful Bahri, Senin, 9 Januari 2017. Saiful menjelaskan, awalnya kebun cabai ini hanya sebagai peningkatan kemandirian narapidana dan warga binaan pemasyarakatan. Namun, Saiful melanjutkan, karena hasilnya melimpah, banyak konsumen berdatangan. "Kalau selesai panen, pembeli yang langsung datang ke sini," ujarnya. Menurut dia, harganya juga terbilang murah, hanya berkisar Rp 15-20 ribu per kilogram. "Tapi sekarang naik menjadi Rp 30 ribu akibat cuaca buruk," tuturnya. "Bahkan sempat gagal panen, ada yang berulat dan mengering." Ia juga mengungkapka

Lapas Makassar Suplai Cabai sampai Kalimantan
Makassar - Setelah diresmikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly Makassar pada 1 Oktober 2016, kebun cabai seluas 1 hektare di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar terus berkembang. Bahkan kebun ini mampu menyuplai cabai hingga ke Kalimantan dalam sebulan. "Kebun cabai ini mampu menghasilkan 1 ton cabai, itu sekali panen," kata Kepala Seksi Kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar Saiful Bahri, Senin, 9 Januari 2017. Saiful menjelaskan, awalnya kebun cabai ini hanya sebagai peningkatan kemandirian narapidana dan warga binaan pemasyarakatan. Namun, Saiful melanjutkan, karena hasilnya melimpah, banyak konsumen berdatangan. "Kalau selesai panen, pembeli yang langsung datang ke sini," ujarnya. Menurut dia, harganya juga terbilang murah, hanya berkisar Rp 15-20 ribu per kilogram. "Tapi sekarang naik menjadi Rp 30 ribu akibat cuaca buruk," tuturnya. "Bahkan sempat gagal panen, ada yang berulat dan mengering." Ia juga mengungkapkan kebun cabai seluas 1 hektare ini dikelola 20 orang. Sebanyak 12 orang khusus memetik dan delapan orang dilatih khusus untuk meningkatkan keahlian dalam bercocok tanam. "Semua ini warga binaan. Kita juga kekurangan tenaga karena hanya sedikit yang memiliki ahli. Itulah kenapa cabai pernah mengalami kerusakan," kata Saiful. Saiful berharap para warga binaan bisa mengembangkan bakat mereka sehingga mandiri jika dikembalikan ke masyarakat nanti. Saat ini harga cabai memang melonjak tinggi di sejumlah daerah. Bahkan harga pasaran mencapai Rp 150-200 ribu per kilogram.(Didit Hariyadi) Sumber : TEMPO.CO

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0