Manfaatkan Karung Hingga Kain Bekas, Lapas Tanjungpandan Jadikan Blok Hunian Hijau dan Produktif
Belitung, INFO_PAS - Inisiatif program pembinaan kemandirian di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tanjungpandan terus melangkah positif. Selain berhasil memanfaatkan lahan gambut menjadi lahan perkebunan pepaya California, kali ini Lapas Tanjungpandan menggerakkan Warga Binaan menjadikan blok hijau dan produktif dengan tanaman ubi Cilembu.
Kepala Subseksi Kegiatan Kerja, Riski, menjelaskan penanaman ini sebagai bentuk inisiatif Warga Binaan dalam mengisi waktu luang dan menjadikan lahan hijau. Untuk kegiatan tersebut, Warga Binaan di masing-masing blok memanfaatkan handuk bekas yang dilumuri semen menjadi sebagai media tanam awal. Selanjutnya dipindahkan, ke dalam karung bekas yang telah diisi tanah olahan.
“Ubi Cilembu merupakan salah satu varietas ubi rambat yang berkembang hidup di wilayah Jawa Barat yang berudara sejuk. Kami berusaha mengembangkan ubi Cilembu di wilayah yang bersuhu panas, seperti di Pulau Belitung ini. Penanaman bisa dilakukan kapan saja, tidak tergantung musim. Setelah itu, karung bisa diletakkan di tempat yang tidak ternaungi dan mendapatkan sinar matahari langsung,” terang Riski.
Ia menambahkan budidaya ubi Cilembu dalam karung ini sangat minim perawatan. Yang bisa dilakukan adalah penyiangan gulma jika ada dalam tanaman dan penyiraman selanjutnya pembalikan batang yang menjalar ke tanah untuk mengoptimalkan besarnya ubi
Dari kegiatan ini, Riski menargetkan panen bisa dilakukan setelah umur tanaman 4-5 bulan dengan hasil ubi sudah mencapai 2-3 kg/karung. “Kami mencoba hal-hal kecil dari bahan bekas, namun produktif mengisi waktu luang Warga Binaan serta menjadikan blok hunian hijau nyaman dan asri,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Tanjungpandan, Gowim Mahali, menjelaskan program pembinaan kemandirian di Lapas tidak hanya memberikan manfaat dalam hal produksi untuk konsumsi internal Lapas, tetapi menciptakan peluang bagi para Warga Binaan untuk mengembangkan keterampilan, pengalaman, dan ilmu baru. “Kegiatan ini sangat menarik karena memanfaatkan barang bekas hingga lahan terbatas sebagai lokasi bertani yang produktif,” pujinya. (IR)
Kontributor: Lapas Tanjungpandan