Napiter Lapas Cipinang Suarakan Cinta Tanah Air lewat Puisi Kebangsaan

Jakarta, INFO_PAS - Suasana Aula Gedung 2 Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang mendadak hening, lalu berubah menjadi penuh haru ketika salah satu Narapidana tindak pidana terorisme (Napiter) berdiri dan membacakan puisi kebangsaan pada acara Ikrar Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Senin (22/9). Suara lantangnya yang bergetar menyuarakan kecintaan pada tanah air menjadi momen paling menyentuh dalam rangkaian kegiatan tersebut.
Puisi itu tidak hanya sekadar kata, melainkan simbol transformasi—dari Narapidana yang pernah salah jalan, menjadi pribadi yang kembali meneguhkan cintanya pada Merah Putih. Ratusan pasang mata yang hadir, mulai dari pejabat hingga sesama Warga Binaan, ikut terdiam dan merasakan getaran emosional yang ditimbulkan.
Kepala Lapas Cipinang, Wachid Wibowo, menyebut bahwa momen ini menjadi bukti nyata keberhasilan pembinaan. “Ketika seorang Warga Binaan yang pernah terjerumus ideologi salah kini berdiri membacakan puisi kebangsaan dengan penuh penghayatan, itu adalah tanda bahwa pembinaan tidak sia-sia. Ini momentum luar biasa, simbol bahwa mereka ingin kembali pada pangkuan Ibu Pertiwi,” ungkapnya.
Acara Ikrar Setia NKRI ini diikuti oleh 10 Warga Binaan kasus terorisme, dengan prosesi pembacaan Pancasila, yel-yel NKRI, penghormatan bendera, dan penandatanganan dokumen ikrar. Hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan, Yulius Sahruzah, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Daerah Khusus Jakarta, Heri Azhari, serta perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Densus 88, TNI, Polri, Kejaksaan, dan Kementerian Agama.
Yulius Sahruzah menegaskan bahwa puisi kebangsaan yang dibacakan menjadi penegas makna ikrar. “Kami sangat mengapresiasi keberanian dan ketulusan Warga Binaan. Puisi kebangsaan tadi menggetarkan, dan itu menandakan mereka mulai benar-benar menghayati makna cinta tanah air,” ujarnya.
Salah satu napier, SJI, yang ikut berikrar menyampaikan tekadnya. “Hari ini kami berjanji setia kepada NKRI. Puisi yang saya bacakan adalah suara hati kami, meninggalkan masa lalu yang keliru, dan berkomitmen membangun masa depan yang lebih baik,” katanya dengan penuh haru.
Dengan semangat Profesional, Responsif, Integritas, Modern, dan Akuntabel (PRIMA), Lapas Cipinang menegaskan kembali bahwa Pemasyarakatan bukan hanya tempat menjalani pidana, tetapi ruang pembinaan yang membangkitkan kembali nilai kemanusiaan, kebangsaan, dan harapan. (afn)
Kontributor: Humas Lapas Cipinang
What's Your Reaction?






