Pembinaan Kemandirian di Lapas & Rutan Optimalkan Potensi WBP

Pembinaan Kemandirian di Lapas & Rutan Optimalkan Potensi WBP

Wahai, INFO – PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai bekali Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dengan sejumlah pembinaan kemandirian, seperti perbengkelan, perkebunanan, dan pertukangan. Salah satu kegiatan kemandirian yang dilakukan WBP adalah membuat kerajinan tangan berupa lampu hias dari batok kelapa dan budidaya bonsai kelapa.

Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk program dan perhatian Lapas Wahai dalam mengoptimalkan potensi dan keahlian yang dimiliki WBP. Hal ini dilakukan agar nantinya ketika WBP telah selesai menjalani masa hukuman di Lapas dan kembali ke tengah-tengah masyarakat, kemampuannya dapat dimanfaatkan untuk membantu orang lain dan menjadi bekal buat mereka.

Merpaty S. Mouw selaku Kepala Subseksi (Kasubsi) Pembinaan mengatakan kegiatan ini bukan hanya rutinitas yang dilakukan setiap hari, tetapi salah cara untuk mengasah kreativitas WBP. “Mereka terbukti dapat menghasilkan produk bernilai ekonomi sehingga dapat dijual dan menghasilkan upah dari hasil yang telah dibuat," terangnya.

Selanjutnya, hasil kerajinan tangan yang dibuat WBP akan dijual kepada petugas dan masyaraka. “Saat nanti mereka keluar dari sini, mereka sudah memiliki kemampuan untuk bersaing di dunia kerja serta mengasilkan upah dari kemampuan dan potensi yang dimiliki," ucap Merpaty. 

AJ, salah seorang WBP  Lapas Wahai, beharap dengan adanya kegiatan seperti ini ia dapat belajar dan menggunakan keahliaan untuk membantu orang lain seraya mengisi waktu luang.  ”Pelatihan seperti ini sangat kami dibutuhkan. Selain mengasah kemampuan, juga mengisi waktu kami selama menjalani masa pidana agar nantinya kami tidak memikirkan hal yang merugikan diri sendiri dan merugikan Lapas. Saya berharap kegiatan ini bisa terlaksana berkelanjutan dan mampu menghasilkan produk-produk yang dikenal masyarakat,” harapnya.

Di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Masohi, WBP asah kreativitas di ruangan bimbingan kerja dengan membuat beberapa karya dari bahan dasar kayu menjadi miniatur kapal dan kaligrafi yang bernilai tinggi serta cukup menyita perhatian. Sebab, di tengah keterbatasan ruang gerak, WBP tetap berkreasi untuk menghasilkan karya-karya berkelas dan layak untuk dipasarkan.

Bimbingan dan pendampingan tersebut terus dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya mempertontonkan video tutorial dalam membuat kerajinan kayu dan mencetak gambar agar dapat melakukan duplikasi. “Karya miniatur tersebut merupakan hasil dari pembinaan yang telah lama kami lakukan dan terus kembangkan. Kami selalu memberikan dukungan fasilitas kepada WBP agar bisa mengembangkan kreativitasnya sehingga menjadi bekal nantinya ketika bebas dari masa hukumannya,” ucap Kasubsi Pelayanan Tahanan, Hakim Abdul Gani.

Hasilnya, WBP Rutan Masohi telah menghasilkan cukup banyak miniatur yang akan ditampilkan pada acara pameran pekan ini. “Kami selalu difasilitasi dan diberikan wadah untuk berkreasi sekaligus menghilangkan rasa jenuh di Rutan,” ungkap salah satu WBP, IS.

Bayu Muhammad selaku Kepala Rutan Masohi turut mengapresiasi karya WBP. “Jarang ditemui WBP yang bisa berkreativitas membuat miniatur kapal dari bahan kayu dengan perlengkapan dan ruang lingkup terbatas. Semoga ke depannya bertambah lagi WBP yang bisa berkreativitas denga mengikuti pembinaan secara berkala,” harapnya. (IR)

 

Kontributor: Lapas Wahai, Rutan Wahai

 

 

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0