Pendekatan Kemanusiaan Dalam Pembinaan Napi Terorisme
Jakarta, INFO_PAS - "Tidak ada metode tunggal dalam pembinaan narapidana teroris, pendekatan harus melalui pelbagai aspek. Saya sebut dengan pendekatan kemanusiaan." Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Handoyo Sudradjat, saat pembukaan Sosialisasi Perlindungan Hukum Terhadap Aparat Penegak Hukum Dalam Penanganan Perkara Tindak Pidana Terorisme di Lembaga Pemasyarakatan yang dilaksanakan di Lapas Klas I Cipinang, Kamis (16/4).
"Setelah mengetahui 5W dan 1H, ada pendekatan antropologis terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) teroris," ucap Handoyo.
Ia menambahkan bahwa antara petugas dan WBP teroris harus dibangun saling memahami kedudukan masing-masing. "Agama, sosial, dan psikologis diharapkan bisa menjadi salah satu metode yang menyentuh mereka untuk kembali kepada masyarakat. Dengan pendekatan kemanusian, petugas harus bisa menempatkan mereka sebagai manusia. Hal ini tentu akan menciptakan hubungan yang harmonis antara petuga
Jakarta, INFO_PAS - "Tidak ada metode tunggal dalam pembinaan narapidana teroris, pendekatan harus melalui pelbagai aspek. Saya sebut dengan pendekatan kemanusiaan." Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Handoyo Sudradjat, saat pembukaan Sosialisasi Perlindungan Hukum Terhadap Aparat Penegak Hukum Dalam Penanganan Perkara Tindak Pidana Terorisme di Lembaga Pemasyarakatan yang dilaksanakan di Lapas Klas I Cipinang, Kamis (16/4).
"Setelah mengetahui 5W dan 1H, ada pendekatan antropologis terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) teroris," ucap Handoyo.
Ia menambahkan bahwa antara petugas dan WBP teroris harus dibangun saling memahami kedudukan masing-masing. "Agama, sosial, dan psikologis diharapkan bisa menjadi salah satu metode yang menyentuh mereka untuk kembali kepada masyarakat. Dengan pendekatan kemanusian, petugas harus bisa menempatkan mereka sebagai manusia. Hal ini tentu akan menciptakan hubungan yang harmonis antara petugas dengan WBP teroris," jelas pria asal Magelang ini.
Dirjen PAS juga menambahkan bahwa selain pendekatan kemanusiaan, mentalitas dan kepercayaan diri petugas juga perlu terus dibangun. "Mentalitas penting untuk dasar dalam melaksanakan tugas, khususnya pembinaan napi teroris," ucapnya.
Kegiatan ini merupakan kerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang diikuti oleh seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan di wilayah DKI Jakarta beserta petugas. Hadir dalam acara ini antara lain Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta beserta jajarannya, Direktur Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), Direktur Informasi dan Komunikasi Ditjen PAS, dan Direktur Penegakan Hukum BNPT beserta jajarannya.
Menutup sambutan, Handoyo berpesan kepada seluruh peserta untuk bisa menjaga diri. "Jangan sampai terkooptasi, bahkan menjadi pengikut aliran mereka. Tugas ini bisa dimaknai sebagai ibadah bila kita bisa membawa mereka untuk bisa hidup kembali berdampingan dengan masyarakat," pungkasnya.
Penulis: JP Budi W.