Lapas-STAIN Kendari Kerja Sama Bina Napi

KENDARI - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kendari, bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negri (STAIN) Kendari melakukan pembinaan keagamaan terhadap narapidana yang ada di lapas tersebut. Kepala Seksi Bimbingan Napi dan Anak Didik, Lapas Kelas IIA Kendari, Herianto, di Kendari, Sabtu (13/9), mengatakan secara umum pihaknya melakukan berbagai program pembinaan, termasuk menggandeng STAIN Kendari untuk melakukan pembinaan agama Islam. "Pembinaan keagamaan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama dan untuk meningkatkan pengetahuan agama mereka, serta dapat memantapkan kembali harga diri dan kepercayaan diri dari napi," ujar Herianto. Ia mengatakan, dengan tujuan tersebut, maka fungsi pembinaan tersebut sebagai upaya untuk merehabilitasi moral dan mental serta dapat meningkatkan iman dari warga binaan yang ada di lapas tersebut. Menurut dia, dengan pembinaan keagamaan dapat membangkitkan rasa kepercayaan terhadap Tuhan serta keinsafan batin yang menjadi dasar dan dorongan untuk berlaku menurut norma agama dalam kehidupan sehari-hari. "Untuk mencapai sasaran tujuan dari pembinaan keagamaan maka tidak lepas dari berbagai unsur yakni pembinaan, metode pembinaan dan materi pembinaan," ujar Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik Lapas Kelas IIA Kendari. Bentuk pembinaan yang dilakukan berupa pengajian, bimbingan salat dan doa, salat Jumat dan salat berjamaah, TPQ, dialog agama, PHBI dan kegiatan khusus di Bulan Ramadan. Semua kegiatan tersebut diikuti oleh para napi dan tahanan yang beragama Islam, kecuali napi dan tahanan yang sedang melaksanakan tugas rutin LP. Materi pembinaan berkisar tentang aqidah atau keimanan, keislaman atau syariah, dan materi akhlak atau budi pekerti. Materi-materi tersebut disampaikan pada kegiatan pembinaan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh Kasi Bim Napi dan anak didik. "Dalam melaksanakan pembinaan tersebut Lapas Kelas IIA Kendari, menggunakan metode yang berbeda dan memiliki karakteristik tersendiri sehingga penekanan, variasi dan teknik pelaksanaannya berbeda dengan model pembinaan lainnya," ujar dia. Ia menambahkan, perbedaan tersebut mengingat bahwa narapidana atau tahanan merupakan kelompok masyarakat yang memiliki ciri-ciri sifat dan kondisi psikologis tersendiri. Sumber : Antara